Dianggap Tak Mampu, Pria Kulit Hitam Ini Langsung Bayar Cash Rumah Mewah

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Senin, 29 Juni 2020 | 17:55 WIB
Dianggap Tak Mampu, Pria Kulit Hitam Ini Langsung Bayar Cash Rumah Mewah
Unggahan Robert Hartwell. (Dok: Facebook/RobertHartwell)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Saat ingin menyewa atau membeli properti, orang kulit hitam seringkali didiskriminasi dan aplikasi mereka ditolak.

Hal ini yang terjadi ketika seorang lelaki berkulit hitam yang menanyakan tentang properti bersejarah yang dibangun oleh para budak dari tahun 1820.

Tapi, sang penjual tidak menanggapinya dengan baik. Demikian seperti dilansir dari Metro UK.

Cerita ini berawal ketika Bintang Broadway Robert Hartwell melihat gambar-gambar rumah putih besar di Great Barrington, Massachusetts, dan ingin membelinya, untuk menghormati orang-orang kulit hitam yang dengan susah payah membangunnya.

Baca Juga: 3 Potret Rumah Mewah Youtuber Muda, Salah Satunya Ria Ricis

Namun, penjual itu memberi tahu Robert rumah itu hanya dijual secara tunai atau cash, dan menganggapnya tidak mampu untuk membayar rumah itu.

Tetapi, dia menjawab, 'jangan pernah meremehkan seorang pria kulit hitam pekerja keras.'

Tanpa panjang lebar, Robert langsung membayarnya secara tunai. Kini ia adalah adalah pemilik rumah yang bangga akan properti menakjubkan ini, yang dijual dengan harga $ 379.000 atau Rp5,9 miliar.

Ketika Robert membagikan kisah itu di Facebook-nya, postingan itu mengumpulkan lebih dari satu juta like termasuk dari broadway dan nama-nama Hollywood.

Beberapa simpatisan termasuk bintang Hamilton Ephraim Sykes, pemenang Tony Award James Monroe Iglehart, dan aktris Mad Men Teyonah Parris.

Baca Juga: Ditaksir Senilai Rp 25 Miliar, Kepoin 5 Sudut Rumah Mewah Luna Maya

Di pos itu, Robert menulis: ‘Saya melihat rumah minggu lalu dan ketika saya berjalan masuk saya tahu saya ada di rumah. Rumah itu dibangun pada tahun 1820 untuk keluarga Russell yang memiliki pabrik kapas di kota. Perbudakan masih sah.

‘Ketika agen itu bertanya kepada saya mengapa saya menginginkan rumah sebesar itu, saya mengatakan itu adalah“ langkah generasi ”. Saya tahu rumah ini lebih besar dari saya. '

"Saya berharap saya bisa memberi tahu leluhur saya ketika mereka mematahkan punggung mereka pada tahun 1820 untuk membangun rumah ini yang 200 tahun kemudian seorang lelaki kulit hitam akan memilikinya dan mengisinya dengan cinta dan menemukan cara untuk menyebutkan nama mereka bahkan ketika 200 tahun kemudian mereka masih berpikir saya akan tidak mampu membayarnya."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI