Kebangkitan smart technology atau “teknologi pintar”, smart education atau “pendidikan pintar”, dan smart transportation atau “transportasi pintar” pada akhirnya akan berinteraksi dengan pilar lainnya, yakni smart finance atau “keuangan pintar”.
Sebuah smart nation memerlukan orang-orang yang tahu cara memahami, menggunakan, dan mengaplikasikan perbankan pribadi. Banyak universitas tidak memiliki mata kuliah terkait personal finance atau “keuangan pribadi”.
"Hal itu sangat disayangkan mengingat keuangan tidak hanya berkaitan dengan pekerjaan di perusahan finansial, namun juga berguna untuk pengaturan keuangan pribadi," jelasnya.
Secara terpisah, Erakusari D. Ristanti, Postgraduate Researcher, UNAIR Indonesia menjelaskan dibutuhkan dukungan usaha yang sistematis dan terkoordinasi secara komprehensif dalam mengatur pilar-pilar dasar suatu bangsa, yakni pendidikan, kesehatan, transportasi, keuangan, industri, investasi, dan IPTEK.
Baca Juga: Jepang Ciptakan 'Masker Pintar', Bikin Pengguna Bisa Kuasai 8 Bahasa
Agen pemerintahan dan entitas swasta juga harus menyusun ulang prioritas pengembangan institusi mereka.
"Peraturan, birokrasi, dan prosedur administratif harus bekerja secara berkesinambungan.Ketika hal-hal tersebut berjalan secara paralel, maka konsep smart nation berpeluang lebih besar untuk terealisasi," jelasnya, dalam keterangan resmi hari ini.