Suara.com - Dilonggarkannya PSBB di DKI Jakarta dan memasuki adaptasi new normal, pengusaha hotel dan restoran mulai mengalami peningkatan omset, walaupun belum sepenuhnya pulih seperti semula.
Namun, setidaknya pendapatan yang diraih masih lebih baik dibandingkan saat periode Maret-Mei yang tidak sampai 10 persen.
"Waktu Maret, April, Mei sampai awal Juni, kita bicara hunian, sudah gak ada persentase. Semua sudah di bawah 10 persen. Saat awal Juni ini, setelah semua dilonggarkan mulai meningkat. Namun dalam kondisi seperti ini masih harga spesial," kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DKI Jakarta, Krishandi, kepada Suara.com, Kamis (25/6/2020).
Menurutnya, rata-rata kenaikan omset para pengusaha hotel masih berkisar belasan persen. Hal itu disebabkan karena masih sedikitnya wisatawan yang datang dari luar Jakarta.
Baca Juga: Penting! Tips Aman Menginap di Hotel Saat New Normal
"Walaupun sudah dua digit, tapi rata-rata masih di bawah 30 persen. Sekitar belasan persen. Jadi kalau bicara untuk overhead, jelas belum cukup," ucapnya.
Hal yang sama juga dialami pebisnis restoran. Apalagi, terdapat aturan yang mewajibkan restoran membatasi jumlah pengunjung hingga setengahnya.
Krishandi mengatakan, pembatasan tamu tak berlaku untuk hotel. Hanya saja penyewaan fasilitas, seperti ruang rapat, yang harus dibatasi.
"Kalau untuk meeting sedang disusun tapi kurang lebih sama kaya restoran kapasitasnya. Jadi ada pembatasan jelas di suatu tempat yang berpotensi keramaian. Tapi kalau dalam kamar, tidak (dibatasi)," katanya.
Ia menyampaikan bahwa pihak pengelola hotel dan restoran juga pengunjung oerlu saling menjaga dengan disiplin melakukan protokol kesehatan. Krishandi berharap, tren reproduction number (R0) atau angka pertambahan kasus tanpa intervensi di Jakarta terus membaik.
Baca Juga: Sempat Anjlok, Omset Hotel Perlahan Bangkit di Masa New Normal
"Dua hari lalu pengumuman dari Gubernur bahwa angka R0 kita sudah kurang dari 1. Ini berita menggembirakan. Tapi kalau R0 kita mendadak naik lagi lebih dari 1 bahkan mencapai 2, rusak lagi kan. Maka dari pengusaha kita berusaha ikuti protokol," tegasnya.