Suara.com - Pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) menjadi salah satu sektor yang paling terdampak pandemi COVID-19. Berbagai langkah dan strategi pemulihan di sektor parekraf untuk menyambut kenormalan baru pun dipersiapkan salah satunya menggunakan platform digital.
"Pandemi COVID-19 ini tentu memberi tantangan, tetapi di sisi lain kita menjadi fasih sekali dengan dunia digital. Mungkin tanpa COVID-19 kita tidak melakukan meeting dengan Zoom, kita tidak akrab dengan digital dan muncul dengan ide-ide kreatif untuk memanfaatkan digital ini. Kemarin kita banyak melakukan konser-konser musik secara virtual," kata Plt. Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/ Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/ Baparekraf) Josua Simanjuntak, Rabu (24/6/2020).
Josua menyampaikan bahwa Kemenparekraf tengah menyiapkan program “Portamento” bagi musisi, yang merupakan platform berbentuk aplikasi sebagai media pemasaran karya musik yang akan terhubung langsung dengan pembeli.
Melalui teknologi ini, musisi dapat mengunggah karya musik dengan data sebagai administrasi hak cipta yang akan terhubung dengan platform penyedia musik online seperti Spotify, YouTube, Joox, dan lainnya.
Baca Juga: Kemenparekraf Bakal Terapkan Metode Story Telling di Sektor Pariwisata
“Kami juga berharap, dengan protokol kesehatan yang sudah diresmikan oleh Kementerian Kesehatan, industri ekraf akan dapat segera kembali beraktivitas, terutama bagi para musisi untuk dapat kembali berkolaborasi dan tampil di depan publik sambil terus memanfaatkan digital sebagai sarana untuk menunjukkan karya-karya terbaik sehingga bisa diapresiasi oleh masyarakat luas” katanya.
Secara berkala, Kemenparekraf/ Baparekraf juga telah mengadakan sharing session seputar musik dan konser musik virtual yang melibatkan musisi-musisi berbakat di tanah air. Beberapa di antaranya adalah "Ngamen Online" hasil kerja sama dengan Institut Musik Jalanan (IMJ), Festival Musik dan Amal "Good Vibrations", "Spirit of Online Performance" yang berkolaborasi dengan pelaku seni dan kreatif di Danau Toba, hingga “Konser Solidaritas Bersama Jaga Indonesia” yang disiarkan secara serentak di beberapa stasiun TV nasional.
“Acara-acara tersebut bertujuan untuk menjaga solidaritas dengan rekan-rekan musisi dan berbagi ilmu yang bermanfaat di masa pandemi COVID-19 kepada masyarakat. Platform digital kemudian dipilih sebagai panggung alternatif bagi penggiat musik mengingat mobilitas dan kegiatan offline harus berhenti seiring dengan kebijakan protokol physical distancing, bekerja dari rumah dan belajar dari rumah,” kata Josua.
Platform digital hadir untuk memberikan kemudahan bagi semua kalangan. Media sosial seperti YouTube, Facebook, Twitter, dan Instagram, juga platform virtual conferencing seperti Zoom, Google Hangout, dan Microsoft Teams bisa mendekatkan musik kepada penggemar secara mudah, real time, dan mengakomodasi kebutuhan live secara interaktif.
Musisi juga dapat memanfaatkan fitur polling untuk mengetahui umpan balik yang dibutuhkan mengenai karya mereka. Selain itu, ada pula pilihan aplikasi video konferensi yang mendukung interaksi dua arah dan menawarkan opsi pengaturan konten atau kurasi penonton.
Baca Juga: Kemenparekraf : Bintan Siap Terapkan Protokol Kesehatan New Normal
Kemenparekraf/ Baparekraf mencatat setidaknya ada 44.295 pekerja seni dan pekerja kreatif terkena dampak pandemi COVID-19 dan telah diajukan ke Kementerian Sosial untuk menerima bantuan sosial dari pemerintah.