Suara.com - Kabar mula pernikahan aktris Tara Basro dan Daniel Adnan pertama kali terdengar pada 17 Juni 2020 lalu. Keduanya telah mengunggah foto cincin pernikahan yang melingkar di jari mereka di akun Instagram masing-masing.
Hari ini, Selasa (23/6/2020), perempuan berusia 30 tahun tersebut mulai membuka detil tentang pernikahannya, dengan kembali mengunggah foto berbagai prosesi suci yang dilaksanakan di sebuah museum di Bandung, Jawa Barat.
"Ada aura yang terasa berbeda begitu menginjakkan kaki di tempat kami akan melaksanakan prosesi suci.
Sangat terasa energi positif yang dibangun melalui karya-karya Bapak Sunaryo yang merepresentasikan perjalanan kehidupan manusia di Wot Batu. Tempat itu seakan menyalurkan energi bagi kami yang akan memulai kehidupan baru bersama," tulis bintang film Pengabdi Setan ini panjang lebar dalam keterangan foto tersebut.
Tara juga mendeskripsikan bagaimana suasana magis begitu terasa saat janji suci diucapkan di atas panggung khusus yang dibuat langsung oleh sanga pemilik museum, sebagai representasi dan doa memasuki kehidupan baru yang tanpa batas.
Baca Juga: Wisata New Normal, Berikut Spot dengan Sunset Terindah di Bantul
"Dengan latar belakang Batu Air yang merepresentasikan persepsi kehidupan di fase selanjutnya yang indah dan menenangkan, kami mengikat janji, untuk bersama mengarungi kehidupan hingga ajal memisahkan, bersama-sama bertumbuh demi memperoleh ketenangan dan kebahagiaan sepanjang hidup, dan di hari kemudian," tambah dia.
Pemilihan lokasi pernikahan tersebut membuat banyak orang penasaran. Wot Batu sendiri merupakan sebuah museum atau galeri seni terbuka yang menampilkan kebun Jepang dan ukiran batu berukuran besar di tengah suasana yang tenang.
Ingin tahu beberapa fakta menarik dari lokasi pernikahan Tara Basro dan Daniel Adnan? Berikut daftarnya yang suara.com rangkum.
1. Sebuah museum atau galeri seni
Wot Batu adalah sebuah objek wisata yang berada di dalam kawasan Selasar Sunaryo Art Space, yang beralamat di jalan Bukit Tumur, No 98, Ciburial, Cimenyan, Bandung, Jawa Barat.
Baca Juga: Wisata Alam Kembali Dibuka, Menparekraf Wishnutama Khawatirkan Hal Ini
Wot Batu didirikan perupa Sunaryo dan adiknya pada 2015 di atas sebuah lahan seluas kurang lebih 2000 meter persegi. Di sana, Anda akan melihat bentuk karya seni instalasi yang terbuat dari batuan vulkanik dengan bermacam-macam ukuran dan bentuk yang ditanam secara konseptual dan harmonis.
2. Filosofi dari karya seni
Sunaryo menciptakan Wot Batu sebagai 'jembatan' spiritualnya untuk menciptakan keseimbangan antara jiwa manusia dengan manifestasi fisik kehidupan.
Lewat penempatan batu yang dibentuk sedemikian rupa, artistik, pengunjung akan diajak memahami filosofi kelahiran, interaksi sosial dengan sesama mahluk hidup, serta perkembangan zaman yang manusia alami selama hidupnya.
Selain itu, kawasan Wot Batu ini juga menjadi sebuah tempat yang bisa menyimbolkan dan mengandung makna filosofi yang kuat akan bagaimana kehidupan manusia selanjutnya di alam akhirat atau keabadian.
3. Sebagai penghubung ke empat elemen alam
Di Wot Batu, bumi, api, air, dan angin saling berkomunikasi secara harmonis. Itulah sebabnya, lokasi Wot Batu dibuat dengan taman dan kolam air yang sumbernya berasal dari mata air di tempat itu.
Angin pegunungan yang selalu berembus seakan mengusir panas di musim kemarau. Lebih dari sekedar taman dengan instalasi karya batu, Sunaryo merancang komplek bebatuan itu sebagai monumen yang mengabadikan nilai.
4. Koleksi batuan vulkanis di Wot Batu berasal dari banyak tempat
Koleksinya di situs itu terdiri dari 135+1 buah batu yang tersusun dalam sebuah gubahan yang didapatkan dari berbagai pegunungan di daerah Cianjur, Sukabumi, Padalarang, Tasikmalaya dekat Gunung Galunggung.
Selain itu adapula yang dari Jawa Timur dan Bali. Hingga batu yang berasal dari luar negeri seperti India, Italia dan Gua Hira di Arab Saudi, yang ditempatkan di dalam musala kecil.
5. Harga Tiket
Pengunjung yang ingin menikmati suasana magis di Wot Batu bisa datang perorangan, kelompok kecil, bersama keluarga, atau rombongan besar. Tarif masuk umum Rp50 ribu per orang, grup lebih dari 15 pengunjung Rp 30 ribu per orang, begitu pula untuk kalangan pelajar, akademisi, dan mahasiswa, serta anak-anak. Khusus orang lanjut usia 70 tahun lebih dibolehkan gratis.