Suara.com - Pandemi Covid-19 juga berdampak pada industri fashion dan juga para desainer
Tapi bagi sejumlah desainer, wabah virus corona justru bisa dijadikan celah untuk membuat produk fashion terbaru.
Masker kain tentu jadi salah satu produk fashion yang dipasarkan para desainer untuk sementara menggantikan penjualan baju yang sempat melorot akibat pandemi.
"Saat sarung tidak ada penjualan, kita lihat ada peluang di wabah corona ini. Karena ada imbauan memakai masker kain, saat itu awal-awal sulit sekali dapat masker kain (di Aceh)," cerita desainer sarung asal Aceh Khairul Fajri Yahya dalam webinar Indonesia Fashion Chambier (IFC), Senin (22/6/2020).
Baca Juga: Desainer Skotlandia Ciptakan Ventilator dari Mesin Kopi
Dari penjualan masker kain itu, brand sarung Khairul 'Ija Kroeng' justru makin dikenal luas. Menurutnya, tren masker kain masih akan tetap bertahan lama.
Ia bahkan melihat peluang baru dalam pembuatan masker kain sebagai souvenir untuk orang yang menikah saat masa pandemi.
"Ada satu peluang lagi di era new normal, kita lihat peluang bagus. Saat ini sudah ada pernikahan diperbolehkan di masjid. Ada peluang untuk pesanan masker dengan inisial pengantin dan dijadikan souvenir dibagikan ke tamu yang hadir," katanya.
Hal serupa juga dilakukan desainer asal Bandung Riri Rengganis. Awalnya ia berpikir, kurang peka rasanya jika ia tetap memasarkan baju seperti sebelumnya di tengah kondisi pandemi.
Apalagi diakui Riri, baju buatannya tergolong mahal dengan harga termurah rata-rata Rp 1 juta.
Baca Juga: Ivan Gunawan Tuai Pujian Bantu Jualan Baju Lebaran Desainer Lain
Setelah melakukan evaluasi produk, Riri dan timnya memutuskan memproduksi masker yang dinilai paling relevan dengan kondisi wabah saat ini.