Di Tengah Pandemi Covid-19, China Tetap Gelar Festival Daging Anjing

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Senin, 22 Juni 2020 | 15:46 WIB
Di Tengah Pandemi Covid-19, China Tetap Gelar Festival Daging Anjing
Ilustrasi pasar di China. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Festival Daging Anjing yang termahsyur di China tetap diselenggarakan meskipun dunia saat ini menghadapi pandemi Covid-19.

Penyelenggaraan festival ini sempat akan ditunda, namun antusiasme besar dari masyarakat membatalkan penundaan tersebut.

Dilansir ANTARA, para aktivis berharap penyelenggaraan festival di Kota Yulin ini bisa dibatasi.

"Saya berharap Yulin akan berubah tidak hanya demi hewan tetapi juga untuk kesehatan dan keselamatan warganya," kata Peter Li, spesialis kebijakan China pada Humane Society International, sebuah kelompok pejuang hak-hak hewan.

Baca Juga: Berkaca dari Simalungun, Ini Tiga Bahaya Mengonsumsi Daging Anjing

Festival tahunan yang berlangsung selama 10 hari di Kota Yulin biasanya menarik ribuan pengunjung, banyak di antara mereka membeli anjing yang dipajang di kandang-kandang yang sempit.

Pemerintah sedang menyusun undang-undang baru untuk melarang perdagangan satwa liar dan melindungi hewan peliharaan, dan para aktivis berharap tahun ini akan menjadi kali terakhir festival diadakan.

"Mengizinkan pertemuan massal untuk berdagang dan mengonsumsi daging anjing di pasar yang ramai dan restoran atas nama festival menimbulkan risiko kesehatan masyarakat yang signifikan," kata Li.

Pasar Huanan di Wuhan, China., tempat virus corona jenis baru dilaporkan muncul pertama kali. Pasar seluas tujuh kali lapangan bola itu menjual hasil laut, unggas, ular, kelelawar, binatang ternak, dan binatang liar. (ANTARA/HO-yehuoqingnian/mii)
Pasar Huanan di Wuhan, China., tempat virus corona jenis baru dilaporkan muncul pertama kali. Pasar seluas tujuh kali lapangan bola itu menjual hasil laut, unggas, ular, kelelawar, binatang ternak, dan binatang liar. (ANTARA/HO-yehuoqingnian/mii)

Virus corona, yang diyakini berasal dari kelelawar tapal kuda sebelum menular ke manusia di sebuah pasar di Kota Wuhan, telah memaksa China untuk meninjau kembali hubungannya dengan hewan. Negara itu telah berjanji untuk melarang perdagangan satwa liar.

Pada April, Shenzhen menjadi kota pertama di China yang melarang konsumsi anjing. Kota-kota lain diperkirakan akan menyusul.

Baca Juga: Ganjar Instruksikan Pemda di Solo Raya Bikin Larangan Makan Daging Anjing

Kementerian pertanian setempat juga memutuskan untuk mengklasifikasikan anjing sebagai hewan peliharaan dan bukan hewan ternak, meskipun masih belum jelas bagaimana klasifikasi ulang akan memengaruhi perdagangan di Yulin.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI