Suara.com - Lokasi wisata menjadi salah satu tempat publik yang terpaksa tutup sementara selama pandemi Covid-19. Terlebih saat imbauan di rumah aja dan aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diberlakukan di sejumlah wilayah di Indonesia.
Padahal menurut psikolog dari Klinik Pelangi Cibubur, Irene Raflesia, MPS tidak berwisata--apalagi sampai berbulan-bulan bisa menimbulkan dampak psikologis pada diri seseorang secara beragam.
Padahal berwisata atau traveling bisa menjadi salah satu alternatif untuk melepas stres yang dihadapi kehidupan sehari-hari.
Lewat sebuah studi dari Cornell University pada tahun 2014 oleh Kumar dan kawan-kawan menemukan, merencanakan untuk bepergian dapat meningkatkan kebahagiaan lebih tinggi melebihi antisipasi untuk membeli barang material.
Baca Juga: Suasana ala Sentorini, Woy-woy Paradise Bikin Wisata New Normal Spesial
Berwisata juga membantu kita untuk berpikir lebih terbuka dan fleksibel terhadap berbagai situasi. Tentu berwisata membawa efek positif bagi kesehatan mental kita.
"Sayangnya di masa pandemi ini, imbauan untuk stay at home masih berlaku dan lebih bijak bagi kita untuk sebisa mungkin membatasi kegiatan di luar rumah," kata Irene kepada Suara.com, baru-baru ini.
Belum lagi, kata Irene, kita masih belum mampu memprediksi bagaimana situasi paska pandemi Covid-19 ini. Alih-alih menikmati manfaat berwisata, bisa jadi kita menghadapi stres tambahan.
Belum lagi keadaan selama masa pandemi ini serba tidak menentu yang dapat menimbulkan stres lain di samping masalah adaptasi dengan kondisi new normal.
"Dari sisi psikologis, sebetulnya dampak penundaan traveling bervariasi tergantung dari cara seseorang untuk menghadapi stres yang mereka alami," lanjut Irene.
Baca Juga: New Normal, Kawasan Wisata Badui Masih Ditutup untuk Umum
Ada yang menerima hal ini sebagai konsekuensi situasi pandemi sehingga tidak merasa tertekan, ada pula yang kemudian menjadi stres.
Terus menerus menyesali rencana yang tertunda dapat membuat kita menjadi lebih stres dengan situasi pandemi yang kita hadapi saat ini.
Oleh karena itu, perlu adanya kemampuan mengelola stres yang baik agar dampak negatif ini tidak menjadi semakin buruk untuk kesehatan mental kita.
Kini banyak tempat wisata di Indonesia kembali dibuka di bawah aturan AKB. Masyarakat yang rindu untuk berwisata bisa kembali mengunjungi tempat wisata dengan catatan menerapkan protokol kesehatan.