Suara.com - Industri pariwisata adalah sektor yang paling terdampak pandemi Covid-19. Selaku perantara traveler dan akomodasi penginapan, bisnis travel agent menjadi yang paling terjepit.
Sekjen Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) Pauline Suharno mengatakan travel agent seumpama 'sudah jatuh, tertimpa tangga pula'. Kiasannya, travel agent sudah tidak lagi punya produk yang didagangkan.
"Barang dagangan nggak ada sama sekali, termasuk perjalanan haji dibatalkan, tidak ada barang dagangan, tidak melaksanakan perjalanan baik lokal maupun luar negeri," ujar Pauline di dalam teleconference, Kamis (18/6/2020).
Pauline masih ingat bagaimana waktu itu awal-awal pelarangan perjalanan hanya tidak boleh ke dan dari Wuhan, China, tempat asal virus itu berasal. Lambat laun, Korea Selatan, Paris, Italia, Brazil, dan Singapura juga menutup aksesnya masuk dan keluar negeri.
Baca Juga: Gagal Berangkatkan Calon Jamaah Haji, Agen Travel Mengaku Kesulitan
"Jadi kita jualan Amerika dan Eropa, tapi makin ke sini terjadi outbreak, makin banyak dan meluas," terang Pauline.
Tidak hanya keluar negeri, menyusul PSBB dan pelarangan pulang kampung juga membuat penerbangan domestik di dalam negeri juga ditiadakan.
"Sekolah melarang lakukan perjalanan ataupun gathering membuat travel agent semakin sulit. Kita alami penurunan 95 persen (pemasukan)," imbuh Pauline.
Ia juga membandingkan periode dari Januari hingga Juni 2019 tahun lalu pemasukan bisa mencapai Rp 11 triliun. Tapi kini periode Januari hingga Juni 2020 pemasukan hanya Rp 4 triliun.
"Ditambah banyak perjalanan yang dibatalkan, ketika batalkan perjalanan tidak jauh-jauh hari tapi dekat-dekat, karena siapa tahu bisa pergi ke sana, kita masih punya hope (harapan)," katanya.
Baca Juga: Pengusaha Travel Mengaku Tak Kaget dengan Peniadaan Ibadah Haji 2020
"Makin ke mari agak menurun, negara (tujuan) belum dibuka karena tidak ada negara yang buka turis asing," lanjutnya.