Suara.com - Sudah lebih dari tiga bulan sebagian besar masyarakat Indonesia menjalani kehidupan bekerja dari rumah atau work from home (WFH). Namun ternyata, ada satu pihak yang justru lebih terbebani dengan adanya penerapan ini.
"Percaya atau tidak percaya ketika kemarin work from home dilakukan, PSBB diterapkan, peran multi perempuan itu sangat beragam," jelas Dr. Widya Setyanto, Pakar Sosiologi Masyarakat Perkotaan dalam Webinar 'Saatnya Menjadi Lelaki Andalan: Peduli, Setara, dan Bertanggung Jawab', baru-baru ini.
Sebab kata Widya, perempuan secara tiba-tiba mengemban berbagai macam tugas secara mendadak seperti mengurus rumah, mengurus anak, menjadi guru dadakan, dan mengurus suami.
Tak hanya beban kerja yang meningkat, pandemi virus corona Covid-19 juga memberi dampak pada kesehatan, seperti kehamilan yang tidak diinginkan dan aborsi yang tidak aman.
Baca Juga: Kontrasepsi Tetap Diperlukan Meski Perempuan Alami Gangguan Kesuburan
Terbatasnya layanan fasilitas kesehatan dan pemindahan fokus layanan yang mengutamakan Covid-19 membuat layanan kontrasepsi menjadi terhambat.
Hal tersebut yang akhirnya menimbulkan masalah-masalah seperti kontrasepsi yang sudah habis masa berlaku dan tak lagi tidak bisa diperpanjang.
Menurut Widya, perempuan menjadi kelompok yang juga rentan di masa pandemi seperti sekarang. Terlebih lagi, meski tidak semua terjadi, keberadaan laki-laki di rumah membuat mereka menjadi penguasa.
"Hal ini bisa menyebabkan meningkatnya korban kekerasan dalam rumah tangga. Headline beberapa media banyak berbicara soal angka kehamilan naik, angka perceraian juga naik," tutupnya.
Baca Juga: Studi Sebut Perempuan Lebih Kesepian Dibanding Lelaki Saat Lockdown