Suara.com - Selama pandemi virus corona banyak orang terpaksa menahan hasrat seksual mereka lantaran takut tertular atau menularkan penyakit itu.
Itu artinya lebih dari tiga bulan banyak orang yang mengurangi dan tidak melakukah hubungan seks dengan pasangannya.
Lantas, apa jadinya jika seorang tidak berhubungan seks untuk waktu yang lama? Dilansir dari Medical News Today, berikut ini rangkumannya:
Efek Pada Tubuh
Ketika seseorang tidak berhubungan seks selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun, mereka tidak mungkin memperhatikan adanya efek samping fisik negatif pada kesehatan mereka.
Baca Juga: Cuek hingga Jarang Seks, 6 Alasan Istri Bisa Benci Suami Setengah Mati
Namun, penelitian menunjukkan bahwa melakukan hubungan seks teratur dapat menghasilkan manfaat kesehatan tertentu, termasuk peningkatan fungsi sistem kekebalan tubuh, penurunan tekanan darah, tingkat stres yang lebih rendah, dan risiko kejadian kardiovaskular yang lebih rendah.
Orang mungkin mendapatkan beberapa manfaat fisiologis dari seks seperti berkurangnya stres dari masturbasi.
Sebuah studi tahun 2016 menemukan bahwa pria yang mengalami ejakulasi setidaknya 21 kali per bulan memiliki risiko kanker prostat yang lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang mengalami ejakulasi 4-7 kali per bulan.
Untuk wanita, aktivitas seksual yang sering - sekali lagi, baik dengan pasangan atau solo - dapat memperkuat otot-otot dasar panggul yang mendukung kandung kemih, meningkatkan fungsi kandung kemih dan mengurangi inkontinensia dan kebocoran.
Efek Pada Kesehatan Mental
Ada gagasan yang tersebar luas bahwa melakukan hubungan seks secara teratur adalah bagian penting dari kesejahteraan emosional seseorang.
Baca Juga: Inggris Cabut Larangan Seks, Pasutri LDR Boleh Bersua Kembali
Sebaliknya, tidak berhubungan seks saat menjalin hubungan dapat membuat seseorang merasa tidak aman atau cemas. Membicarakan emosi-emosi ini dapat membantu menghilangkan rasa tidak nyaman.
Efek Pada Hubungan
Banyak orang memenuhi hubungan romantis tanpa sering berhubungan seks. Bagi yang lain, seks teratur dapat meningkatkan kesehatan hubungan mereka.
Sebuah studi pada tahun 2015 melaporkan bahwa frekuensi seksual hanya merupakan indikator kesejahteraan ketika orang berada dalam hubungan.
Mereka menemukan hubungan antara berhubungan seks seminggu sekali dan kepuasan hubungan yang lebih tinggi.
Kepuasan ini tampaknya tidak berubah ketika frekuensi seks meningkat menjadi lebih dari sekali per minggu.
Bagi sebagian orang, seks dapat meningkatkan komunikasi dan perasaan kedekatan.
Orang-orang yang merasa seolah-olah mereka tidak memiliki cukup seks mungkin khawatir bahwa ada sesuatu yang salah dengan hubungan mereka atau takut bahwa pasangan mereka tidak lagi tertarik kepada mereka.