New Normal di Mata Desainer: Beli Pakaian Nggak Perlu Fitting

Vania Rossa Suara.Com
Senin, 15 Juni 2020 | 08:55 WIB
New Normal di Mata Desainer: Beli Pakaian Nggak Perlu Fitting
Kamar pas atau fitting room wanita di toko pakaian LC Waikiki Department Store Lantai LG Super Pakuwon Mal Surabaya. (Suara.com/Arry Saputra).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - New Normal di Mata Desainer: Beli Pakaian Nggak Perlu Fitting

Tatanan hidup baru alias new normal diprediksi akan mengubah banyak kebiasaan dan gaya hidup, termasuk di dunia fesyen dan mode.

Apa yang berbeda? Menurut desainer Musa Widyatmojo, akan terjadi perbedaan soal mencoba pakaian di kamar pas atau fitting room. Begitu juga soal pergelaran busana (fashion show) akan menjadi berbeda di fase normal baru ini.

"Misalnya, seperti di departement store, kita biasanya fitting (sebelum beli pakaian). Sekarang new normal-nya adalah tidak ada lagi fitting room. Customer tidak boleh mencoba baju karena bisa saja menjadi sarana (penularan) virus," kata Musa dalam siaran IG Live bersama Caren Delano, Minggu (14/6) malam, dikutip dari Antara.

Baca Juga: Gaet Jenama Fesyen Asal Kanada, Ikat Indonesia Rilis Koleksi Sajadah

Membeli pakaian tanpa fitting sudah mulai diterapkan di sejumlah butik di New York, Amerika Serikat. Opsi ini kemudian dialihkan menjadi "window shopping" melalui platform digital.

Kebiasaan baru ini tentu bukan hanya mengubah kebiasaan konsumen, tapi juga mendorong pelaku bisnis fesyen untuk lebih kreatif dan beradaptasi dengan cepat agar dapat bersaing di industri ini.

"Jadi, brand akan membuat standar yang lebih bagus. Mau tidak mau kita (produsen) harus ciptakan sesuatu dengan sistem dan standar baru dan kuat. Itu jadi tantangan tentang apa yang kita lakukan sebagai retailer maupun pembuat koleksi," ujar Musa.

Selain membeli pakaian tanpa fitting, pergelaran busana (fashion show) secara virtual pun diprediksi akan mulai diperkenalkan dan dilakukan oleh rumah mode dunia.

Menurut desainer yang sudah 30 tahun berkecimpung di dunia fesyen Tanah Air itu, fashion show virtual merupakan perubahan yang tak terelakkan menyusul dampak dari pandemi Covid-19 ini.

Baca Juga: Intip Gaya Fesyen Adiba Khanza, Putri Alm Ustaz Uje yang Simpel dan Kasual!

Ia berharap, fashion show virtual dapat mengembalikan esensi dari perhelatan tersebut; yakni untuk memperkenalkan produk, brand, dan mempererat hubungan bisnis antara produsen dan klien (konsumen).

"Itu penyesuaian yang harus terjadi. Melakukan fashion show juga harus sesuai kemampuan brand, bukan hanya sebagai social event, melainkan business (fesyen itu sendiri)," ujar Musa melanjutkan.

Sejumlah fashion show virtual pun akan segera dihelat. Beberapa di antaranya adalah Hermes yang akan berpartisipasi dalam Paris Men Fashion Week (5/7), dan Gucci melalui Milan Fashion Week Digital (17/7).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI