Gritte Agatha lalu bertanya apakah korban pernah bertemu pelaku setelah kejadian pelecehan seksual tersebut.
"Iya, aku sempat ketemu sekali. Itu posisinya aku lagi jalan di lorong loker. Dia ada duduk di sofa depan loker. Pas ketemu itu, dia ngeliat aku sambil kayak senyum doang. Abis itu, udah aku nggak pernah ketemu dia lagi," tutur korban.
"Kayak psikopat, senyum-senyum nggak ada rasa bersalah sama sekali," imbuhnya, menggambarkan ekspresi di pelaku.
Selama sisa masa magang, korban tak menceritakan pelecehan seksual yang dia alami kepada siapapun, baik kepada teman maupun orang tua. Pernah terpikir untuk melapor kepada pihak manajemen hotel tapi dia urungkan setelah malah mengalami insiden lain.
Baca Juga: Santri Ponpes Waria Kerap di-Bully, Yeni Kini Sudah Bisa Mengontrol Emosi
Saat bertugas di bagian laundry, dia kerap dilecehkan secara verbal. Suatu hari, dia kembali mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari seorang staf.
Namun saat mencoba melindungi diri dengan menepis tangan pelaku, seorang manajer melihat kejadian itu dan meminta korban menemuinya di kantor selepas jam magang.
Bukannya dibela, rupanya korban justru disalahkan. Dia dituduh menggoda staf. Tak berhenti di situ, hari berikutnya dia malah dapat SP 1.
"Besoknya aku dipanggil ke HR. Aku dikasih SP 1 karena ngegodain staf," kata korban.
Walau merasa sangat tertekan dan trauma, korban akhirnya tetap menyelesaikan program magangnya hingga tuntas. Selama bertahun-tahun kemudian, dia pun terus berjuang untuk bangkit dan mengumpulkan kepercayaan dirinya kembali.
Baca Juga: Lionel Messi Ternyata Pernah Jadi Korban Pelecehan Seksual, Ini Buktinya