Suara.com - Upaya percepatan penanganan penanganan pandemi virus corona atau COvid-19 masih terus dilakukan.
Baru-baru ini, Kementerian Riset dan Teknologi atau Badan Riset dan Inovasi Nasional Indonesia baru saja mengucurkan dana Rp 5,9 miliar untuk penelitian terkait Covid-19.
Alokasi dana tersebut diberikan kepada 20 proposal penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).
Salah satu dana penelitian terbesar diperoleh oleh peneliti dengan judul 'Penggunaan Umbilical Cord Mesenchymal Stem Cell sebagai terapi pasien Covid-19.
Baca Juga: 5 Risiko Aktivitas Sehari-hari terhadap Penularan Covid-19
Penelitian yang dipimpin oleh Dr. dr. Erlina Burhan, M.Sc, SpP(K) mendapat dana sebesar RP1,9 miliar.
Dana terbesar berikutnya diperoleh oleh penelitian dengan judul 'Portable Device Sampling Virus Sars-Cov-2 dari Droplet dan Nafas Ekspirasi' dan 'Studi Kohort Persepsi Risiko Penularan dan Tingkat kepatuhan Karantina Rumah, Rumah Sakit atau Fasilitas Rujukan COVID-19 di Indonesia'.
“Selain penelitian dr. Erlina Burhan, beberapa proposal penelitian lain adalah penelitian Pengembangan Vaksin SARS-COV 2 dan penelitian tentang Pengaruh Terapi Klorokuin, Azitromisin dan Suplementasi Jambu Biji Terhadap Eliminasi Virus SARS-CoV-2, ” papar Dekan FKUI, Prof. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB melalui rilis yang diterima Suara.com, Sabtu (13/6/2020).
Sementara itu, ada juga 5 penelitian lain yang hasilnya kelak diharapkan akan sangat bermanfaat bagi penanganan Covid-19, khususnya di Indonesia,
Adapun 20 proposal penelitian tersebut merupakan bagian dari 134 proposal riset yang diterima oleh Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Kemenristek/BRIN.
Baca Juga: Kabar Baik, Unair Rilis 5 Obat Tunggal untuk Sembuhkan Pasien Covid-19
Proposal itu berasal dari berbagai perguruan tinggi maupun lembaga penelitian di Indonesia.
Sementara itu Prof. Ari juga mengatakan penelitian vaksin Covid-19 FKUI juga akan terus dilakukan.
Mereka akan belajar dari pengalaman pengembangan vaksin DBD yang dilakukan dengan cara whole genome sequencing dengan virology yang cukup besar.
"Namun, jika tidak memiliki maka kita harus melakukan kultur. Kultur membutuhkan fasilitas Laboratorium Biosafety Level-3 (BSL-3)," sambung Prof. Ari.
Ari kemudian juga mengatakan, bahwa selain Lembaga Biologi Molekuler Eijkman dan LIPI, FKUI sendiri memiliki pusat riset virus dimana terdapat fasilitas BSL-3 yang saat ini sedang direnovasi
Sebagai informasi penyerahan dana dilakukan secara simbolik melalui virtual pada Kamis 11 Juni 2020 oleh Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19, Prof. dr. Ali Gufron Mukti, M.Sc., Ph.D kepada Rektor UI, Prof. Ari Kuncoro, Ph.D, dan turut disaksikan oleh Menristek/BRIN Republik Indonesia, Prof. Bambang P.S. Brodjonegoro, Ph.D.