Suara.com - Hidup sehat kini menjadi tujuan banyak orang di tengah pandemi Covid-19, untuk mencegah diri tertular dari virus corona. Hal ini ikut mempengaruhi minat masyarakat pada makanan sehat, termasuk sayur dan buah organik.
Sayur dan buah organik berasal dari pertanian yang menerapkan gaya bertanam bebas pestisida, sehingga produk yang dihasilkan diharapkan lebih aman dan sehat.
Maya Stolastika Boleng, pemilik Twelve’s Organic yang bekerjasama dengan petani-petani di Mojokerto, Jawa Timur, mengatakan bahwa pesanan sayur dan buah organik dari pelanggannya semakin meningkat di tengah pandemi Covid-19.
"Akhir Maret sudah nambah terus pesanan, enggak terdampak (pandemi). Hampir semua sektor pertanian organik naik," kata Maya beberapa waktu lalu, seperti dilansir dari Antara.
Baca Juga: Resep Capcay Jamur dan Sayur, Menu untuk Bekal Masuk Kantor
Ketika bisnis restoran menjadi lesu karena dilarang beroperasi selama pembatasan sosial, Twelve’s Organic tak ikut kesulitan karena mereka memang fokus menjadi penyuplai konsumen rumah tangga sejak beberapa tahun belakangan.
"Kami pernah menyuplai ke market besar seperti restoran dan hotel, tapi sejak 2017 kami memutuskan ke end user, rumah tangga," ujar Maya, yang menyebut bahwa konsumennya banyak berasal dari Malang, Mojokerto, Sidoarjo, dan Surabaya.
Lalu, produk pangan organik apa yang diminati saat ini? Disebutnya bahwa aneka rimpang seperti kunyit, jahe, dan bumbu dapur lainnya masih jadi incaran utama konsumen saat ini. Bahan-bahan untuk minuman herbal ini memang sedang banyak dicari untuk dijadikan empon-empon yang dianggap efektif mengusir virus.
Namun, sayur mayur dan buah-buahan juga tak kalah populer. Maya menanam puluhan jenis sayur dan buah, mulai dari keluarga beri, sayuran hijau, hingga herba.
"Permintaan raspberry naik tiga kali lipat sejak akhir Maret hingga sekarang," ungkap dia.
Baca Juga: Pedagang Sayur Diamuk Pesaing karena Laris, Ternyata Gubernur Lagi Nyamar
Maya memprediksi, setelah pandemi berakhir, orang-orang akan lebih tertarik mengonsumsi hasil pertanian organik.
Ia berharap bisa mengembangkan sayap hingga ke luar pulau Jawa bila proses logistik sudah tidak terkendala pembatasan sosial berskala besar.
Menurut Maya, sudah ada permintaan dari konsumen di Bali dan Kalimantan, tapi kendala logistik membuatnya kesulitan untuk mengirimkan produknya dalam waktu singkat agar tetap segar.
"Saat ini kami punya 170-175 pelanggan tetap, semoga akhir tahun kami bisa mencapai 300 rumah tangga," kata Maya optimis mengenai bisnis sayur dan buah organiknya