Pandemi Covid-19 Bikin Pengalaman Menginap di Hotel Jadi Berbeda

Risna Halidi Suara.Com
Kamis, 11 Juni 2020 | 19:56 WIB
Pandemi Covid-19 Bikin Pengalaman Menginap di Hotel Jadi Berbeda
Ilustrasi hotel [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Akan ada penyesuaian saat menginap di hotel saat pandemi Covid-19 seperti sekarang.

Hal tersebut diutarakan oleh Country Stock Head OYO Hotels and Homes Indonesia Carlo Ongko. Dikatakan, tamu yang datang untuk menginap di hotel terlebih dahulu harus mengisi formulir deklarasi diri mengenai kondisi kesehatan hingga sejarah bepergian.

"Untuk swab test, belum wajib (untuk boleh menginap)," kata Carlo dalam konferensi pers daring seperti yang Suara.com kutip di Antara, Kamis (11/6/2020).

Pemeriksaan suhu tubuh, pembatasan jarak dan berkurangnya kontak fisik dengan staf menjadi standard baru dalam kondisi saat ini.

Baca Juga: Ilmuwan Sebut Jika New Normal Tak Siap, Berpotensi Munculkan Gelombang Baru

Selain itu, fasilitas-fasilitas publik di penginapan untuk sementara akan ditutup demi menekan risiko penyebaran virus corona penyebab sakit Covid-19.

"Fasilitas publik seperti kolam renang tidak dibuka, tapi kalau diklaim sudah aman (oleh pemerintah), fasilitas publik akan dibuka," katanya.

Carlo menambahkan, hotel juga sudah siap mengakses bantuan darurat dari rumah sakit terdekat bila ada tamu yang sakit.

Sebelumnya, Kepala Bidang Industri Pariwisata Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta Bambang Ismadi juga mengimbau hotel untuk menyediakan kamar khusus untuk isolasi sebagai langkah pencegahan bila ada tamu atau staf yang terpapar virus corona Covid-19.

"New normal alias masa transisi ini bukan pembebasan PSBB, tetapi masa uji coba dengan sedikit kelonggaran... Jangan diartikan sesuatu yang sifatnya bebas, tetap ada aturan," katanya.

Baca Juga: Transisi New Normal, Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo Wajib Patuhi 5 Hal Ini

Dia berharap industri yang mulai kembali bergeliat di tengah masa transisi, termasuk pariwisata, bisa menerapkan aturan sesuai protokol kesehatan. Kelonggaran selama masa transisi akan dievaluasi setelah 2 Juli 2020. Bila hasil evaluasinya bagus, pembatasan akan semakin dilonggarkan.

"Misalnya restoran dan mal bisa buka (kapasitas) lebih dari 50 persen, mungkin bisa dine in dengan kapasitas 70 persen. Kalau banyak penularan, bisa dikurangi atau ditutup lagi."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI