Boleh Dicoba, Cara Mudah Mengelola Sampah Rumah Tangga Selama di Rumah Aja

Kamis, 11 Juni 2020 | 17:32 WIB
Boleh Dicoba, Cara Mudah Mengelola Sampah Rumah Tangga Selama di Rumah Aja
Ilustrasi sampah rumah tangga. (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Aktivitas yang tetap di rumah aja selama wabah virus corona berpotensi meningkatkan jumlah sampah rumah tangga.

Hal itu bahkan juga dialami oleh Direktur Pengelolaan sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Dr. Ir. Novrizal Tahar IPM.

"Saat covid ini sampah dapur meningkat jumlahnya. Karena semua (anggota keluarga) tinggal di rumah, semua resep baru dicoba," katanya saat webinar bersama Danone Aqua, Kamis (11/6/2020).

Meski begitu, Novrizal punya cara khusus dalam mengelola sampah di rumahnya. Ia mengaku membagi jenis sampah menjadi tujuh, empat di antaranya merupakan sampah anorganik.

Baca Juga: Sampah Rumah Tangga di TPST Piyungan Meningkat Selama Pandemi

"Pertama, kertas. Kalau packaging belanja online yang pakai kertas itu pasti kita bersihkan dikumpulkan ke bagian kertas. Kedua, botol. Entah itu bekas sampo atau botol plastik. Tiga, plastik itu sendiri. Empat, botol kaca, botol kaleng, atau botol seng," paparnya.

Sedangkan tiga jenis sampah lainnya yaitu, limbah dapur yang berasal dari sayur atau buah-buah untuk dijadikan kompos. Kemudian sampah yang memang harus dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA), kertas bekas pembungkus makanan. Dan terakhir sampah plastik yang bisa digunakan ulang.

ILustrasi sampah rumah tangga. (Flickr)
ILustrasi sampah rumah tangga. (Flickr)

"Mungkin menjadi ideologis lingkungan itu gak banyak orang. Tapi paling tidak kita semua harus jadi abangan. Artinya jadikan ini sebagai lifestyle, jadi gaya hidup," ujar Novrizal.

Pada kesempatan yang sama, aktivis lingkungan Swietenia Puspa Lestari juga membagikan tips agar bisa mengelola sampah rumahan. Ia menyarankan, sebaiknya masyarakat mulai mengurangi pemakaian produk yang hanya sekali pakai. Seperti pampers dan pembalut.

Menurut Tenia, dua produk itu bukan hanya bisa menambah volume sampah tapi juga sulit diurai dan berpotensi mencemari lingkungan. Diakuinya, tak mudah untuk beralih pada produk yang pakai berulang. Karenanya perlu dilakukan secara bertahap.

Baca Juga: Bioteknologi: Pemanfaatan Sampah Rumah Tangga Perkotaan

"Tapi hal simpel, misalnya kalau belanja gunakan tas daur ilang. Atau kalau harus delivery bisa opsi pakai plastik yang gak sekali pakai. Kalau memang punya lahan di rumah bisa pakai pupuk sendiri yang bahannya dari sisa dapur kita," ucap Tenia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI