Suara.com - Bisnis oleh-oleh di Padang, keripik balado telah kembali berproduksi pada masa transisi menuju era kenormalan baru di Padang, Sumatera Barat.
"Saat ini kami sudah mulai produksi keripik balado. Namun baru di toko Christine Hakim Idea Park (CHIP), di Jalan Adinegoro, Padang Sarai, Kecamatan Koto Tangah, Padang," kata Pemilik Usaha Keripik Balado Christine Hakim, di Padang seperti yang Suara.com kutip di Antara, Kamis (11/6/2020).
Ke depan, semua karyawan akan kembali bekerja seperti biasa dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19 seperti memakai masker dan menggunakan cairan pembersih. Pun dengan karyawan di bagian penggorengan yang akan bekerja menggunakan alat pelindung wajah.
Sudah hampir tiga bulan lebih toko Christine Hakim Idea Park tidak memproduksi keripik balado.
Baca Juga: Detik-detik Garuda Indonesia Tergelincir di Banjarmasin Kamis Sore
"Sejak Februari lalu kami memutuskan untuk tidak memproduksi keripik balado, disebabkan karena kurangnya pesanan," kata dia.
Ia juga mengatakan sebagian karyawan terpaksa dirumahkan. Akan tetapi gaji mereka tetap dibayarkan walau hanya setengah dan sebagian karyawan lainnya tetap bekerja seperti biasa.
Lebih lanjut ia menyebutkan biasanya oleh-oleh keripik balado tersebut dijual seharga Rp45.000 per kemasan dijual Rp45.000 dengan berat 500 gram.
"Biasanya sebelum pandemi Covid-19, peminat keripik balado meningkat. Apa lagi saat hari libur, karena banyak wisatawan yang berkunjung ke Padang dan memesan keripik balado sebagai oleh-oleh," kata dia.
Lebih lanjut ia mengatakan sebelum pandemi ia mampu memproduksi keripik balado hingga 150 kilogram per hari atau sekitar 10 karung singkong.
Baca Juga: Selain Padang dan Mentawai, Sumbar Terapkan New Normal Mulai Senin 8 Juni
Selain keripik balado, ia juga memproduksi rendang yang dimulai sejak 10 tahun lalu. Rendang suir dijual Rp65 ribu per kemasan dan rendang biasa Rp60 ribu per kemasan dengan berat 300 gram.
"Untuk rendang ini juga banyak diminati, bahkan bisa tahan hingga dua minggu," ujarnya.