Suara.com - Pempek khas Palembang memiliki aneka macam variasi bentuknya. Mulai dari kapal selam dan lenjer yang banyak diminati, hingga adaan, kulit, dan lenggang.
Meski berasal dari Palembang, makanan yang terbuat dari olahan ikan tengiri ini tampaknya sudah menjadi kuliner yang akrab di lidah warga Indonesia dan mudah didapat di tiap kota.
Pempek biasanya disajikan dengan cuko, yaitu kuah pempek yang terbuat dari asam jawa, tongcai (sayuran yang diasinkan), ebi, dan cabai rawit bagi kamu yang suka pedas.
Nah, sampai sekarang, cara makan pempek yang dikenal oleh masyarakat Indonesia pada umumnya cukup sederhana.
Baca Juga: Ngakak! Disangka Soda Asli, Pas Diminum Ternyata Isi Botol Ini Cuka Pempek
Pempek yang sudah dipotong-potong dan masih hangat diletakkan di piring, ditaburi potongan ketimun, dan dituangi kuah cuko.
Simpel dan kelihatannya normal-normal saja, bukan?
Namun, kalau kamu makan pempek dengan cara seperti gambar di bawah ini saat di Palembang, bisa-bisa kamu jadi bahan tertawaan orang sana, tuh!
Menurut orang Palembang, kuah cuko tidak seharusnya disiramkan di atas pempek. Sebaliknya, penyajian kuah cuko dan pempek ini harus dipisah.
Kuah cuko ini biasanya disajikan dalam bentuk botolan, dan kamu perlu menuangnya sendiri ke wadah yang sudah disediakan.
Baca Juga: Tambah Wawasan, Warganet Ini Ungkap Perbedaan Pempek Kapal Selam dan Telur
Sedangkan untuk cara makannya, kamu tinggal mencocol pempek ke dalam kuah cuko dan langsung melahapnya.