Ia mengungkapkan, simulasi kali ini merupakan upaya menjawab keluhan pelaku wisata di Jateng.
"Simulasi ini, nantinya akan bisa memberikan satu obat rindu bagi yang ingin piknik. Saya juga mendapat keluhan dari pelaku wisata. Tidak cukup nonton video, guide lama menganggur. Tapi maaf, belum membuka dengan kapasitas besar. Terpenting adalah menyiapkan protokol kesehatan aman bagi pengunjung dan tidak ada potensi penularan (Covid-19)," tuturnya.
Ganjar memastikan, simulasi serupa juga akan dilakukan di sejumlah obyek wisata lain di Jateng, tak terkecuali desa wisata, yang berada di zona hijau.
"Borobudur menjadi sampel, karena obyek wisata besar. Di tempat lain juga ada upaya yang sama. Desa wisata yang berada di zona hijau, juga nantinya kita buka," papar dia.
Baca Juga: PDP 230 Orang, Pemprov Jateng Siapkan Aset Bangunannya untuk Ruang Isolasi
Sementara itu, Edy Setijono mengungkapkan, selain Candi Borobudur, Candi Prambanan dan Candi Boko juga akan diberlakukan simulasi yang sama.
"Simulasi ini nanti akan dievaluasi, hasilnya menjadi masukan ke kami. Soal mau dibuka kapan, menunggu evaluasi," terangnya.
"Dalam simulasi ini, kami siapkan layanan dan fasilitas terkait protokol kesehatan. Maka kami mengundang gubernur dan bupati untuk mengevaluasi. Kami menunggu hasilnya," ucapnya.
Terkait rencana pembukaan bagi wisatawan, ia memastikan akan menerapkan protokol kesehatan dan jumlah wisatawan dibuka secara bertahap.
"Kalau dibuka, kami mungkin akan bertahap, mulai 20 persen dari kuota pengunjung. Normalnya per hari mencapai 7000 pengunjung, kami nanti akan bertahap," tandasnya.
Baca Juga: Pemprov Jateng Siapkan 13 Rumah Sakit untuk Tangani Pasien Virus Corona