Diskotek Spanyol Dibuka Minggu Depan, Pengunjung Tak Boleh Menari

Senin, 08 Juni 2020 | 19:24 WIB
Diskotek Spanyol Dibuka Minggu Depan, Pengunjung Tak Boleh Menari
Ilustrasi diskotek. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Diskotek dan kelab malam di seluruh Spanyol dijadwalkan boleh dibuka kembali mulai minggu depan. Namun ada satu peraturan wajib yang harus ditaati oleh para pengunjung, mereka dilarang menari di tempat hiburan ini.

Sebagai gantinya, Kementerian Kesehatan Spanyol merekomendasikan meja dan kursi tambahan di ruang yang biasanya digunakan untuk menari. Hal ini agar pengunjung tetap bisa menjaga jarak fisik.

Selain itu, diskotek dan kelab malam juga harus memangkas kapasitas mereka hingga dua pertiga.

Meski begitu, pemerintah mengatakan mereka dapat membuka teras untuk memberikan ruang tambahan.

Baca Juga: Dibuka, Pemprov DKI Siapkan Panduan New Normal di Diskotek dan Panti Pijat

"Ketika ada ruang di lantai dansa atau sejenisnya, itu dapat digunakan untuk penempatan meja dan kursi tambahan," jelas perwakilan pemerintah seperti yang dilansir The Sun.

Aturan baru ini tentu saja mengejutkan, tak hanya bagi para pengunjung, tapi juga pengelola tempat hiburan malam di Spanyol. Negara ini, khususnya kota Ibiza terkenal sebagai destinasi hiburan malam yang dicari wisatawan.

Organisasi Kehidupan Malam Spanyol telah menyusun pedoman yang luas untuk para anggotanya. Mereka menyarankan untuk membagi lantai dansa dan membuat batasan, sehingga pengunjung tetap dapat bersuka ria dalam ruang mereka sendiri.

Rekomendasi lainnya ialah mewajibkan semua menggunaja masker, membuat bilik isolasi untuk DJ, lebih banyak area VIP untuk memastikan jarak sosial, hingga pemeriksaan suhu.

Organisasi ini juga mengusulkan pengunjung dapat membawa catatan kesehatan sebagai cara pelacakan kontak sosial lebih mudah.

Baca Juga: Tak Kapok Digerebek saat Corona! Polisi Ancam Jebloskan Bos Diskotek ke Bui

Pembukaan diskotek dan kelab malam ini juga cukup beralasan. Selain berhubungan dengan 25 ribu tenaga kerja dan menyelamatkan pebisnis dari kebangkrutan, anak-anak muda yang tidak bisa pergi ke venue, dikhawatirkan justru akan mengadakan pesta sendiri di rumah atau di panta.

Ini tentu memiliki risiko kesehatan yang lebih besar, daripada di lingkungan yang terkendali.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI