Suara.com - Pangeran William mengungkapkan secara sukarela menjadi relawan pada saluran bantuan krisis selama masa penguncian alias lockdown di Inggris.
Duke of Cambridge menjadi sukarelawan di Shout 85258, lembaga yang menawarkan dukungan melalui pesan teks pribadi kepada orang-orang yang mengalami krisis.
Pangeran William mengatakan ikut menjawab pesan setelah dilatih oleh badan amal kesehatan mental tersebut.
Bulan lalu dia memberi tahu sesama sukarelawan dalam sebuah panggilan video, "Saya akan berbagi sedikit rahasia dengan kalian, saya sebenarnya ada di platform sukarela," kata suami Kate Middleton itu.
Baca Juga: Pangeran William Ungkap Trik Rahasianya Agar Tak Cemas Saat Pidato
Mereka yang mengirim SMS sepanjang waktu tidak tahu bahwa mereka sedang berbicara dengan anggota Keluarga Kerajaan. Seperti 2.000 sukarelawan Shout, William menggunakan nama samaran pada platform.
Istana Kensington mengumumkan keterlibatan pangeran untuk menandai Volunteers Week, yang berakhir pada Minggu.
Ratu Elizabeth II memuji pekerjaan para sukarelawan dalam sebuah pesan khusus.
"Ketika Volunteers Week berakhir, melalui tindakan kemurahan hati dan kebaikan mereka, telah mencapai banyak hal untuk kebaikan yang lebih besar. Saya telah mengikuti bagaimana pria dan wanita dari seluruh dunia, termasuk keluarga saya sendiri, telah membantu dan mengakui peran vital relawan," kata Ratu dilansir dari BBC.
"Saya mengirimkan harapan terbaik saya kepada semua orang yang memberikan diri mereka secara bebas dan tanpa pamrih untuk melayani orang lain," tambahnya.
Baca Juga: Blak-blakan, Pangeran William Ungkap Masih Trauma Atas Kematian Putri Diana
Cambridges dan Duke dan Duchess of Sussex membantu meluncurkan Shout 85258 tahun lalu.
Mereka memberikan sokongan dana sebanyak £ 3 juta, setara dengan Rp 53 miliar, dalam layanan melalui Royal Foundation mereka.
Hingga saat ini telah lebih dari 300.000 percakapan teks telah dilakukan pada layanan ini. Sekitar 65 persen dari mereka yang mengirim SMS berusia di bawah 25, kata badan amal itu.
Pelatihan sebagai sukarelawan krisis di Shout menempatkan William di garis depan layanan bagi kaum muda dalam kesulitan.
Beberapa SMS berisikan cerita depresi atau serangan panik. Sebagian besar mengatakan mereka merasa ingin bunuh diri.