Secara sederhana, keanekaragaman hayati adalah pondasi yang mendukung kehidupan manusia dan setiap spesies di bumi. Ini mempengaruhi setiap aspek kesehatan manusia, menyediakan udara dan air bersih, makanan bergizi, pemahaman ilmiah dan sumber obat, ketahanan terhadap penyakit alami, dan mitigasi perubahan iklim.
Jika salah satu elemen dalam keanekaragaman hayati diubah atau dihilangkan, seluruh sistem kehidupan akan terkena dampak dan dapat menghasilkan konsekuensi negatif.
Tindakan manusia, termasuk penggundulan hutan, perambahan habitat satwa liar, pertanian intensif, dan percepatan perubahan iklim, telah mendorong alam melampaui batasnya. Jika kita melanjutkan jalan ini, hilangnya keanekaragaman hayati akan memiliki implikasi parah bagi kemanusiaan, termasuk jatuhnya sistem pangan dan kesehatan di masa depan.
4. Hal yang Kita Semua Harus Waspadai
Baca Juga: Generasi Milenial Ingin Kerja di Bidang Lingkungan Hidup, Apa Untungnya?
Keanekaragaman hayati melibatkan 8 juta spesies tumbuhan dan hewan, ekosistem yang menampungnya, dan keanekaragaman genetik di antaranya. Dalam 150 tahun terakhir, terumbu karang hidup telah berkurang setengahnya. Dalam 10 tahun ke depan, satu dari setiap empat spesies yang diketahui mungkin telah musnah dari planet ini.
Munculnya pandemi global baru-baru ini juga telah menggarisbawahi fakta bahwa ketika kita menghancurkan keanekaragaman hayati, kita menghancurkan sistem yang mendukung kehidupan manusia.
Sesuai statistik, hari ini, diperkirakan bahwa secara global akan ada sekitar satu miliar kasus dan jutaan kematian terjadi setiap tahun akibat penyakit yang disebabkan oleh virus corona; dan sekitar 75 persen dari semua penyakit menular yang muncul pada manusia adalah zoonosis, artinya penyakit tersebut ditularkan kepada manusia oleh hewan.