Meghan Markle Ikut Buka Suara Atas Kematian George Floyd

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Kamis, 04 Juni 2020 | 17:10 WIB
Meghan Markle Ikut Buka Suara Atas Kematian George Floyd
Ilustrasi: Meghan Markle Ikut Buka Suara Atas Kematian George Floyd (Instagram/@georgenorthwood)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Markus Meghan akhirnya ikut buka suara atas kematian George Floyd dalam sebuah pertemuan virtual pada saat acara kelulusan, Immaculate Heart, di Los Angeles.

Dalam pidatonya yang berdurasi lima menit, Meghan menyebut apa yang terjadi di Amerika Serikat benar-benar kacau. Demikian seperti dilansir dari The Independent.

“Saya ingin mengatakan hal yang benar. Saya menyadari satu-satunya hal yang salah untuk dikatakan adalah tidak mengatakan apa-apa karena kehidupan George Floyd berarti dan kehidupan Breonna Taylor menjadi penting dan kehidupan Philando Castile berarti dan hidup Tamir Rice menjadi penting."

Meghan Markle. (Shutterstock)
Ilustrasi: Meghan Markle Ikut Buka Suara Atas Kematian George Floyd. (Shutterstock)

Ia juga ikut bersimpati pada korban lain yang namanya tidak bisa ia sebut satu per satu.

Baca Juga: Hasil Autopsi: George Floyd yang Dibunuh Polisi Positif Virus Corona

Meghan kemudian memuji seorang guru dari sekolah karena memberinya keberanian untuk berbicara untuk apa yang dia yakini.

"Salah satu guru saya, Ms. Pollia, berkata kepada saya, 'selalu ingat untuk menempatkan kebutuhan orang lain di atas ketakutan Anda sendiri.'"

Meghan mengatakan bahwa hal itu telah melekat padanya sepanjang hidup.

Ibu satu anak itu juga berbicara tentang kerusuhan Los Angeles yang terjadi pada 1992 setelah empat petugas polisi, yang difilmkan memukuli supir taksi hitam Rodney King.

"Saya berusia 11 atau 12 tahun dan itu adalah Kerusuhan LA, yang juga dipicu oleh tindakan rasisme yang tidak masuk akal," katanya.

Baca Juga: Komen Ngawur Soal George Floyd, Miss Universe Malaysia Minta Maaf

"Saya ingat jam malam dan saya ingat bergegas pulang dan dalam perjalanan pulang, melihat abu jatuh dari langit dan mencium asap dan melihat asap mengepul dari bangunan ... Saya ingat melihat orang-orang di belakang sebuah van hanya memegang senjata dan pasukan penembak.

“Saya ingat berhenti di rumah dan melihat pohon itu, yang selalu ada di sana, benar-benar hangus. Dan kenangan itu tidak hilang. "

Di akhir pidatonyaia juga menyampaikan pesan optimisme untuk semua.

"Kami melihat orang-orang berdiri dalam solidaritas, kami melihat komunitas berkumpul dan meningkat," katanya.

"Kamu akan menjadi bagian dari gerakan ini."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI