Suara.com - Jamu dipercaya dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh dan menjadi populer seiring merebaknya pandemi Covid-19. Namun, memasuki masa normal baru benarkah jamu tak lagi diminati masyarakat di Tanah Air?
Salah satu produsen jamu, Retno Hemawati yang mengusung label Sejiwa mengatakan jumlah pesanan jamu justru meningkat.
"Peningkatan di bulan pertama dalam dua bulan terakhir sebelum Ramadan ya. Untuk kunyit asam dan empon-empon masing-masing bisa nembus (pesanan) sampai 20-an per hari. Ini sudah mulai naik lagi kok," kata Retno seperti yang Suara.com kutip di Antara, Kamis (4/6/2020).
Sementara itu, dari sudut konsumen beberapa orang mengaku masih rutin mengonsumsi jamu hingga hari ini. Ita Purnamasari, salah satunya.
Baca Juga: Pimpinan hingga Pegawai KPK Jalani Rapid Test Covid-19
Pegawai di KLHK ini menuturkan masih rajin mengonsumsi kunyit asam, beras kencur dan terkadang racikan daun sirih.
"Agar nafsu makannya baik dan haidnya lancar, tidak berbau," tutur dia yang sudah sejak setahun lalu meminum jamu.
Ita biasanya mengandalkan tukang jamu yang lewat di kawasan tinggalnya karena lebih mudah ketimbang meracik sendiri.
Hal senada juga diungkapkan Choirida Ema. Perempuan berjilbab yang bekerja di kawasan Jakarta itu mengatakan terbiasa mengonsumsi kunyit asam dan beras kencur.
Walau sempat berhenti, dia kembali rajin meminum jamu saat pandemi Covid-19 untuk membantu menjaga sistem imunnya. "Seminggu paling 2-3 kali. Awalnya sih minum karena tadinya parno sama corona. Memang aku doyan saja sama dua jamu itu," ujar Ema.
Baca Juga: Polisi Hentikan Kasus Prank Sampah Youtuber Ferdian Paleka
Di sisi lain, Sandra Firnawati, seorang ibu rumah tangga yang tinggal di kawasan Depok, Jawa Barat mengaku mengonsumsi jejamuan khususnya berbahan kunyit karena ajakan sang suami.