Wisata Berkelanjutan Akan Jadi Tren, Ini 3 Hal yang Harus Dipersiapkan

Kamis, 04 Juni 2020 | 10:43 WIB
Wisata Berkelanjutan Akan Jadi Tren, Ini 3 Hal yang Harus Dipersiapkan
Ilustrasi wisata berkelanjutan (Pixabay/Pexels)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebagai sektor yang paling terdampak pandemi Covid-19, mereka yang bergelut di bidang pariwisata sudah mulai mempersiapkan peluang-peluang wisata berkelanjutan atau tourism sustainable yang diprediksi jadi tren usai pandemi.

Koalisi the Travalyst, kemitraan global yang diinisiasi oleh The Duke of Sussex dengan perusahaan-perusahaan terkemuka termasuk di dalamnya Booking[dot]com, merencanakan beberapa opsi di bidang pariwisata agar cepat pulih. Apa saja?

1. Pilihan tempat menginap

Sebanyak 98 persen wisatawan Indonesia mengatakan mereka berencana untuk menginap di akomodasi ramah lingkungan di 2020.

Baca Juga: Menilik Pantai Alam Indah, Wisata di Tegal yang Pertama Lakukan New Normal

Dari 78 persen wisatawan Indonesia yang pernah menginap di akomodasi ramah lingkungan, 51 persen melakukan itu untuk membantu mengurangi dampak kurang baik terhadap lingkungan.

Untuk meyakinkan 2 persen wisatawan yang belum tertarik memilih akomodasi ramah lingkungan, bisa dilakukan dengan secara konsisten memperlihatkan sistem berkelanjutan dan ramah lingkungan yang dapat menginspirasi orang lain untuk berwisata.

Dengan opsi ini, 75 persen wisatawan mengakui kalau mereka merasa lebih yakin untuk memilih sebuah akomodasi apabila tempat tersebut memiliki citra ramah lingkungan (eco-label).

2. Kepedulian wisatawan

Sebanyak 41 persen wisatawan Indonesia mengakui mereka akan terdorong untuk memilih opsi wisata berkelanjutan jika perusahaan travel menawarkan destinasi alternatif yang dapat mengurangi keramaian.

Baca Juga: Tokyo Sudah Buka Beberapa Tempat Wisata, Salah Satunya Istana Kekaisaran

Para wisatawan juga mempertimbangkan alternatif moda transportasi untuk mencapai destinasi, dengan 34 persen memilih untuk bepergian jarak jauh menggunakan kereta dibandingkan mobil untuk mengurangi jejak karbon.

Ketika tiba saatnya dapat berwisata kembali, temuan-temuan ini menunjukkan ada kemungkinan bahwa para wisatawan akan meneruskan memilih opsi yang lebih bijaksana, seperti misalnya pergi ke destinasi yang jarang dikunjungi dan memilih moda transportasi alternatif untuk sampai ke tujuan.

3. Upaya bebas plastik

Upaya menuju bebas plastik dan mendorong akomodasi di seluruh dunia untuk menurunkan jumlah penggunaan plastik sekali pakai merupakan tujuan utama dari para wisatawan dunia di masa depan.

Terkait istilah 'pariwisata dan perjalanan berkelanjutan,' 12 persen wisatawan mengasosiasikan istilah ini dengan mengurangi limbah atau plastik daur ulang.

Sebanyak 48 persen wisatawan Indonesia mengatakan bahwa mereka membawa botol air minum mereka sendiri daripada membeli air dalam kemasan saat mengunjungi destinasi selama setahun kemarin.

Sementara itu, 56 persen mengatakan kalau mereka merasa frustasi ketika sebuah akomodasi melarang mereka untuk melakukan upaya berkelanjutan kala itu.

Adapun temuan ini berdasarkan riset yang dilakukan kepada 20.432 responden di 22 wilayah, yaitu Brazil, Meksiko, Amerika Serikat, Kanada, Australia, Inggris, Belanda, Jerman, Prancis, Italia, Spanyol, Israel, Jepang, China, Taiwan, Korea Selatan, Indonesia, India, Mesir, Maroko, Kenya, dan Afrika Selatan.

Responden yang mengikuti survei adalah mereka yang berusia 18 tahun ke atas, sudah pernah bepergian setidaknya satu kali dalam 12 bulan terakhir, dan juga orang yang membuat keputusan atau berpartisipasi membuat keputusan dalam perjalanannya. Survei dilakukan secara online pada bulan Maret 2020.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI