Ia menilai harapan utama dari tenaga kesehatan yakni masyarakat dapat berlaku disiplin mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19 seperti rajin cuci tangan dengan sabun, memakai masker, membatasi berkegiatan di luar rumah, dan menjaga pola hidup bersih dan sehat.
"Kalau masyarakat masih saja 'ngeyel' (tidak patuh), maka saat terinfeksi Covid-19, rumah sakit sudah tidak lagi bisa menampung pasien baru. Ya, harus siap risiko kalau ditolak rumah sakit karena sudah diingatkan tetap 'ngeyel', jadi tenaga kesehatan sangat berharap masyarakat patuh aturan," kata dia.
Menurut pandangannya, tagar "Indonesia terserah" yang digaungkan para tenaga kesehatan ini merupakan langkah yang bagus untuk mengingatkan masyarakat agar tidak mengabaikan imbauan pemerintah.
Namun demikian, perlu ada narasi lebih lanjut yang memberikan penjelasan atas makna dari tagar tersebut.
Baca Juga: Satgas DPR Apresiasi Kementerian BUMN Siap Jalankan New Normal
"Pemilihan kata Indonesia terserah ini sudah bagus bahasanya. Pada kelompok tertentu bisa memberikan 'sengatan', tapi masalahnya dengan perubahan di masyarakat saat ini menjadikan tidak semuanya bisa memahaminya," kata dia.
Dia menjelaskan bahwa bahasa-bahasa simbol hanya dapat dipahami oleh orang yang memiliki kepekaan naluri.
Oleh sebab itu diperlukan penjelasan yang lebih komperehensif supaya masyarakat dapat menangkap pesan yang disampaikan oleh para tenaga kesehatan ini, misalnya melalui sosialisasi oleh tokoh masyarakat, pemuka agama, dan lainnya.