PPNI: 'Indonesia Terserah' Wujud Kekecewaan Tenaga Medis Kepada Masyarakat

Selasa, 19 Mei 2020 | 11:13 WIB
PPNI: 'Indonesia Terserah' Wujud Kekecewaan Tenaga Medis Kepada Masyarakat
Indonesia Terserah Viral, Ini Ungkapan Kekecewaan Warganet. (twitter.com/helwatshlhh)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Meski Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB masih diberlakukan pemerintah, namun keramaian masih terlihat di tempat-tempat umum. Peristiwa itu memunculkan ungkapan 'Indonesia Terserah' yang banyak disuarakan oleh para tenaga medis.

Ketua Umum Perhimpunan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Harif Fadhillah, SKep, SH, MKep, menilai ungkapan itu sebagai bentuk kekecewaan tenaga medis kepada masyarakat yang tidak taat dengan PSBB.

"Bisa jadi seperti itu. Kita juga dapat kiriman WA, di media sosial curhatan teman-teman perawat tentang masih ramai sekarang di mana-mana mengatakan, 'Kapan kita bisa selesai kalau seperti ini, ya?' Mungkin salah satu ucapannya seperti itu," kata Harif saat dihubungi Suara.com, Selasa (19/5/2020).

Menurut Harif, 'Indonesia Terserah' bisa diartikan sebagai ungkapan negatif dari para medis yang berkurang harapannya karena kasus Covid-19 tak kunjung berkurang. Meski begitu, bisa juga dijadikan stimulasi oleh seluruh komponen untuk kembali bersatu melawan wabah virus corona.

Baca Juga: Orang Nekat Berjubel Beli Baju Lebaran, Karput: Pakai Akal Sehat Kalian

"Saya kira dengan tagar itu juga harus menjadi stimulasi bahwa 'yuk kita kembali lagi, bahwa kita harus bersama-sama melawan Covid ini.' Istilahnya perang semesta. Ya semua orang harus merasa kita ini perang dengan Covid, jadi jangan sampai masyarakat, 'Ah, terserah mau keluar atau tidak. Badan, badan saya, urusan saya.' Jangan lupa, bahwa sekelilingmu ada orang yang berpotenai untuk susah juga kalau dia tertular," tuturnya.

Ia menyampaikan, istilah perang semesta berarti seluruh pihak baik pemerintah, tim medis, juga masyarakat sejak tingkat RT/RW harus bergerak dan mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

Harif mengatakan, menjadi tenaga medis yang menangani kasus Covid-19 bukanlah situasi yang biasa. Para tenaga medis memang sudah biasa tidak berkumpul dengan keluarga saat hari raya Idulfitri.

Namun kondisi yang dihadapi saat ini justru tanpa menunggu hari raya, para tenaga medis juga tidak bisa berkumpul dengan keluarganya. Bahkan tak jelas akan sampai kapan.

"Mereka yang menangani Covid itu sudah lama nggak pulang. Ini kerja yang tidak biasa juga buat mereka. Kalau nggak pulang saat lebaran sudah biasa. Bisa gantian, bisa setahun sekali atau dua tahun sekali. Ini soalnya nggak pulang-pulang juga. Ini sesuatu yang manusiawi, menurut saya. Mereka harus punya harapan juga kapan ini selesai," tutur Harif.

Baca Juga: Aurelie Moeremans Rindu Jalan-Jalan, Warganet: Kalau Aku Kangen Kamu

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI