Suara.com - Rujak biasanya identik dengan buah-buahan. Tapi di Aceh, khususnya di Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh, ada makanan khas yang biasa disantap saat berbuka puasa di bulan Ramadan bernama 'seunicah oen' atau dalam Bahasa Indonesia disebut rujak daun.
“Makanan seunicah oen (rujak daun) ini hanya dijual khusus selama bulan suci Ramadan, tidak dijual saat hari biasa,” kata Afrizal (35), seorang pedagang di Kompleks Pasar Bina Usaha Jeuram, Kecamatan Seunagan, Kabupaten Nagan Raya, Aceh, Senin (18/5), seperti dikutip dari Antara.
Ia menjelaskan komposisi rujak daun sebagai makanan khas di bulan puasa tersebut, terdiri dari aneka dedaunan yang diperoleh dari kebun dan kawasan hutan, lalu digabung dalam satu ikatan, kemudian diiris tipis.
Agar menimbulkan citarasa yang memikat, dedaunan yang sudah dipotong dan diiris tipis tersebut dicampur dengan bumbu khas yang terbuat dari serai, cabai, bawang, serta aneka rempah lainnya.
Baca Juga: Intip Proses Pembuatan Lemang, Makanan Khas Ramadhan
Selain bumbu yang membuat makanan khas itu gurih, rujak daun kemudian ditaburi kelapa yang sudah disangrai agar citarasanya semakin nikmat.
“Makanan khas bulan suci Ramadan ini juga diyakini dapat mengeluarkan angin dari dalam tubuh, dan berkhasiat menghilangkan bau mulut saat berpuasa seharian,” katanya menambahkan.
Warga yang sudah menggeluti bisnis tersebut sejak lima tahun lalu itu mengaku omzet yang didapatkan dari menjual rujak daun mencapai Rp 300 ribu setiap harinya.
Untuk harga per bungkus, ia menjualnya Rp 5.000 saja. Rujak itu dibungkus dengan daun pisang.
Ia mengaku dengan menjual makanan khas tersebut, dirinya dapat memenuhi kebutuhan keluarga saat Hari Raya Idul Fitri tiba setiap tahunnya. Bagaimana, tertarik ingin mencoba mencicipi rujak daun?