Di Afrika, Masker Disulap Jadi Bagian dari Mode

Vania Rossa Suara.Com
Senin, 18 Mei 2020 | 07:28 WIB
Di Afrika, Masker Disulap Jadi Bagian dari Mode
Di Afrika, Masker Disulap Menjadi Bagian dari Mode. (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tak sedikit di antara kita yang tak nyaman harus mengenakan masker kemana pun. Tapi tidak demikian halnya dengan di Afrika, karena di sana, masker telah disulap menjadi bagian dari mode.

Masker yang awalnya dianggap membuat kita sulit bernapas lega, serta merusak makeup dan penampilan, ternyata bisa diubah menjadi suatu gaya berbusana yang menyenangkan.

Desainer asal Nigeria Sefiya Diejomaoh suka mengenakan pakaian yang terang dan berani untuk menyesuaikan kepribadiannya. Dia percaya pandemi Covid-19 seharusnya tidak menghalangi selera berbusananya.

Masker yang ia kenakan, yang telah menjadi pakaian wajib saat Nigeria mencoba menghentikan penyebaran virus corona, adalah inti dari ensembelnya. Berwarna emas dan dihiasi dengan perhiasan diamante berkilau, masker yang dikenakannya tampak cocok dengan gaun panjangnya.

Baca Juga: Olahraga Tetap Pakai Masker? Lakukan 3 Hal Ini Agar Tetap Nyaman

"Ketika kamu keluar dengan masker penuh gaya atau dengan aksesori seperti ini, sepertinya kita tidak sedang berperang. Tampaknya lebih menyenangkan," kata Diejomaoh, dilansir dari Reuters, Minggu (17/5/2020), seperti dikutip dari Antara.

Banyak negara Afrika telah mewajibkan mengenakan masker di tempat umum untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Para pecinta mode di kota-kota terbesar di benua itu pun kemudian memutuskan menggabungkan gaya dan keamanan dengan mengenakan masker warna-warni, yang dipadukan dengan pakaian mereka.

Dorongan untuk membuat masker penuh gaya pun telah menular ke bagian lain dunia. Di tempat-tempat seperti Lebanon, bisnis telah beralih dari produksi furnitur menjadi bisnis masker yang mencolok.

Di Afrika, tren ini membuktikan keuntungan bagi penjahit dan desainer lokal yang membuat masker.

Baca Juga: Pakai Masker Tutupi Dada dan Area Intim, Model Jerman Diprotes Keras

Perancang busana Sophie Zinga, yang berbasis di ibukota Senegal, Dakar, mengatakan dia memutuskan untuk membuat masker dari kapas organik setelah menyadari bahwa beberapa bentuk pakaian pelindung bisa tetap diperlukan untuk dua tahun ke depan.

"Kita harus beradaptasi dan hidup dengan virus ini," katanya.

"Sebagai perancang busana saya pikir kita harus mengintegrasikan setiap pakaian dengan masker mode," tambah Zinga, yang menciptakan platform digital, fashionfightscovid19.com, untuk masker.

Jauh dari Dakar, di pusat komersial Afrika Selatan di Johannesburg, toko aksesoris kulit kelas atas Inga Atelier menciptakan masker.

Di sebuah negara yang telah memberlakukan beberapa tindakan karantina wilayah paling ketat di Afrika dan sangat terdampak secara ekonomi, direktur kreatif perusahaan mengatakan langkah itu masuk akal.

"Bisnis saya sangat terpengaruh sedemikian rupa sehingga ritelnya terkunci," kata Inga Gubeka. "Kami menyadari, ada masker besar yang bisa digunakan setiap hari tanpa harus membuangnya."

Masker perusahaannya menggabungkan kulit dengan kain warna-warni, termasuk motif tradisional Ndebele Afrika Selatan.

Bagaimana, akankah kita ikut berdamai dengan masker dan terus mengenakannya seolah itu adalah bagian dari mode?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI