Grup WhatsApp Jadi Medium Penyebaran Hoaks Covid-19 Paling Berbahaya

Rabu, 13 Mei 2020 | 12:30 WIB
Grup WhatsApp Jadi Medium Penyebaran Hoaks Covid-19 Paling Berbahaya
Ilustrasi WhatsApp and Facebook. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Grup WhatsApp Jadi Medium Penyebaran Hoaks Covid-19 Paling Berbahaya 

Penyebaran berita bohong atau hoaks terkait virus corona Covid-19 di media sosial masih menjadi momok di masyarakat.

Utamanya, penyebaran informasi tidak benar melalui Whatsapp grup, yang dinilai paling rentan terjadi.

"Berbahaya justru media tertutup seperti WA grup. Ini kan selama kita di rumah, isengnya kan WA grup," kata Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo Prof. Dr. Widodo Muktiyo, S.E., M.Kom dalam siaran langsung pada kanal YouTube BNPB Indonesia, Rabu (13/5/2020).

Baca Juga: Anies Ungkap Kemenkeu Punya Utang Dana Pajak ke Pemprov DKI Jakarta

Widodo menjelaskan, ada tiga level dalam penyebaran berita bohong di masyarakat. Level pertama terjadi melalui jaringan internet secara luas. Level kedua melalui media sosial seperti Instagram, Facebook, dan Twitter. Level ketiga melalui jaringan Whatsapp grup dan dianggap menjadi yang paling berbahaya.

"Informasi sekarang sudah era medsos. Bisa memproduksi sendiri, menyebar sendiri, tidak ada izin. Hanya nanti memang kita punya dalam UU ITE kalau menyalahi aturan maka ada sanksinya," kata Widodo.

Ia menyampaikan, sampai hari ini ada 103 kasus penyalahgunaan internet di media sosial yang bermasalah hukum. Sementara terkait penyebaran berita bohong terkait Covid-19 tercatat 686 per hari ini.

"Artinya memang tidak serta merta mengonsumsi informasi. Ada oknum masyarakat yang sengaja membuat informasi jadi gaduh," ucapnya.

Terkait penyebaran hoaks di media sosial, Widodo menjelaskan bahwa jika terbukti ada pelanggaran, pemilik akun bisa ditangkap oleh pihak keamanan. Jika tidak, tindakan yang diambil dengan takedown akun penyebar informasi palsu tersebut.

Baca Juga: Dari Nonton TV, Edo Borne Jatuh Cinta kepada Hesti Purwadinata

"Masyarakat jangan sampai menelan semua informasi. Informasikan ibarat makanan. Kalau makanan dan pikiran terlalu macam-macam, sampai gak ngerti benar atau salahnya. Pada saat isu melebar ke ekonomi, sosial, bantuan sosial akan memudahkan persepsi keliru dan merugikan kita sebagai bangsa," tuturnya. 
 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI