Suara.com - Orgasme Tidak Selalu Penanda Seks yang Memuaskan, Benarkah?
Orgasme kerap dianggap sebagai penanda hubungan intim atau seks berjalan dengan baik dan memuaskan.
Namun kini, beberapa peneliti telah mengidentifikasi bahwa orgasme tak selalu menunjukkan sebuah seks memuaskan.
Dikutip dari Health.com, sebuah studi yang dipublikasikan Archives of Sexual Behavior menjelaskan adanya orgasme yang 'buruk' dan mengapa hal itu bisa terjadi pada orang-orang.
Baca Juga: 5 Manfaat Luar Biasa Kurma Bagi Kesehatan
Orgasme yang buruk merupaka orgasme yang dirasakan tidak memuaskan, tidak nikmat, dan bisa memiliki dampak negatif pada hubungan, seksualitas, dan kesehatan psikologis.
Studi ini mengumpulkan data dari 726 peserta. Kesimpulan ini diambil dari seks yang konsensual.
Misalnya, Anda tidak ingin bertengkar dengan pasangan soal tidak melakukan seks dan setuju melakukannya, namun orgasme yang timbul tidak membuat Anda merasa puas karena sejak awal Anda tidak tertarik melakukannya.
Alasan lainnya adalah karena rasa kewajiban untuk orgasme. Menurut para peneliti, riset telah menunjukkan bahwa rasa tekanan untuk orgasme juga memunculkan rasa stres atau dampak negatif lainnya.
"Sebagai contoh, lelaki dan perempuan seringkali menyebutkan mereka merasa wajib untuk orgasme selama aktivitas seksual yang konsensual untuk memastikan seks tersebut terasa adil dan ideal antar pasangan," tulis riset tersebut.
Baca Juga: Tukang Becak Meninggal di Emperan Toko, Diduga Kelaparan di Tengah Pandemi
Dengan kata lain, saat ada tekanan tersebut, hasil akhirnya tidak selalu membuat Anda merasa positif.