Suara.com - Lima situs warisan dunia berbasis budaya akan diperkenalkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) kepada para pecinta perjalanan. Kelima situs tersebut adalah Kompleks Candi Borobudur, Kompleks Candi Prambanan, Situs Manusia Purba Sangiran, Sistem Subak Bali sebagai Manifestasi Filosofi Tri Hita Karana, dan yang terakhir, Tambang Kuno Batubara Ombilin Sawahlunto.
Kelima situs warisan dunia berbasis budaya tersebut akan dibahas melalui webinar series "Wisata Heritage", yang akan berlangsung pada 14 Mei 2020, pukul 14.00 WIB.
Deputi Produk Wisata dan Penyelenggara Events Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Rizki Handayani, dalam keterangannya di Jakarta, Senin (11/5/2020) mengatakan, warisan budaya adalah salah satu alasan utama wisatawan mancanegara maupun wisatawan Nusantara untuk berwisata di Indonesia, saat pandemi Covid-19 mereda dan memungkinkan mereka untuk kembali melakukan perjalanan.
"Kelima situs ini memiliki keunikan tersendiri yang menjadikannya masing-masing satu-satunya di dunia," kata Rizki.
Baca Juga: Tingkatkan Kepedulian, Kemenparekraf Canangkan #BersamaJagaIndonesia
Melalui webinar ini, masyarakat diharapkan dapat mengenal lebih jauh nilai-nilai yang ada, sehingga dapat mendukung keberlanjutan (sustainability) secara ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Tidak hanya mengenal lebih jauh situs warisan dunia berbasis budaya, masyarakat diharapkan dapat meneruskan informasi yang mereka dapat ke masyarakat luas, salah satunya melalui media sosial.
Dalam webinar ini juga akan diberikan ilmu tentang "teknik" penyampaian nilai-nilai tersebut melalui story telling di media sosial dengan cara dan metode yang mampu menambah pengalaman berwisata dan menarik orang untuk mengunjunginya.
"Melalui media ini, nilai-nilai tersebut dapat disampaikan secara naratif baik melalui visual, audio, photo caption/text, ataupun kombinasi tiga metode tersebut," katanya.
Narasumber yang hadir adalah Founder Komunitas Historia Indonesia, Asep Kambali yang akan berbicara tentang "Jejak Sejarah Heritage Tourism Candi Borobudur" dan Astrid Savitri, seorang content writer yang akan membahas "Storytelling Produk Wisata melalui Media Sosial".
Baca Juga: Bertahan Saat Pandemi, Kemenparekraf Dorong Pelaku Ekraf Manfaatkan HKI
"Narasi yang dibangun melalui story telling yang baik akan mampu memberikan edukasi yang baik kepada masyarakat, menambah pengalaman berkunjung wisatawan, hingga membangun rasa penasaran bagi orang-orang untuk mengunjungi situs-situs tersebut nantinya," kata Rizki.