Suara.com - Alamak Salon di Kenya Punya Gaya Rambut ala Virus Corona, Ini Penampakannya
Pandemi virus corona yang sedang terjadi di seluruh penjuru dunia rupanya mengilhami sebuah salon di Kibera, perkampungan kumuh terbesar di Kenya untuk membuat tren fesyen rambut baru.
Tren fesyen rambut baru ini dinamai 'The Coronavirus' atau 'virus corona' yang didesain dengan membuat beberapa ikatan pada rambut yang menyerupai tonjolan pada bentuk virus corona di bawah mikroskop.
Dikutip dari AsiaOne, ini adalah satu dari sekian jenis contoh cara para pekerja di dalam industri jasa untuk tetap menonjol di tengah aturan di rumah aja dan menurunnya pendapatan serta jumlah pelanggan.
Baca Juga: Sembelit saat Puasa? Hindari 6 Makanan Ini!
Salah satunya di Mama Brayo Beauty Salon, tiga pegawai sedang memulai membuat gaya rambut ala virus corona pada pelanggan di salon tersebut.
Mereka memulai dengan membagi rambut pelanggan mereka menjadi beberapa bagian. Kemudian mereka memutar dan mengikat satu persatu dengan ikat rambut hitam tebal sehingga ikatan rambut tersebut tetap bisa berdiri tegak melawan gravitasi.
"(Gaya ini) sangat simpel dan murah untuk dilakukan pada setiap orang," kata seorang stylist, Diana Andayi.
Ia juga menyebut bahwa gaya ini diadaptasi dari gaya yang mirip seperti ia lihat dari Nigeria. Dan harganya cukup murah, yakni di bawah 1 dolar Amerika atau setara dengan 15 ribu rupiah.
Virus corona telah menjangkiti 649 jiwa dan menewaskan 30 orang di Kenya. Penyakit ini juga memporak porandakan ekonomi di negara tersebut, terutama pada para pekerja upah kecil dan informal.
Baca Juga: Djoko Santoso Meninggal akibat Pendarahan Otak, Kenali Jenis-jenisnya!
Andayi menyebut salon bisa tetap buka di bawah pembatasan yang dilakukan di Kenya, dan menutupnya secara sukarela tentu bukan suatu hal yang akan dipikirkan oleh mereka.
"Hidup sangat berat, kita harus berjuang tiap harinya sehingga kita bisa makan," katanya.
Banyak bisnis yang kemudian tutup. Sebelum wabah datang, tiap harinya pemilik salon Leunita Abwala mengaku bisa meraup untung hingga 3.000 shillings atau Rp 422 ribu.
Ia kini berharap gaya baru virus corona bisa mendorong bisnis kembali hidup. "Kami masih berjuang karena permintaan masih rendah," kata Abwala.