Suara.com - Hari Raya Waisak tahun ini jatuh pada tanggal 7 Mei 2020. Namun, merebaknya virus corona mengakibatkan sejumlah acara perayaan Waisak di sejumlah daerah ditiadakan.
Bicara soal Hari Raya Waisak, kami akan mengajak Anda napak tilas dan melihat kembali keindahan dari Candi Plaosan.
Berlokasi di Klaten, rupanya Candi Plaosan ini sudah dibandung sejak abad ke-9. Karena terbagi menjadi dua bagian, tidak sedikit bahkan yang menyebut jika Candi Plaosan ini kembar.
Kompleks Candi Plaosan sendiri terbagi menjadi dua, yakni Candi Plaosan Kidul dan Candi Plaosan Lor.
Baca Juga: Pandemi Covid-19 Umat Buddha Tak Rayakan Waisak di Candi Borobudur & Mendut
Halaman Candi Plaosan terbilang luas dan diselimuti oleh hamparan rumput hijau serta menyejukkan mata.
Beberapa ilmuwan menyebutkan bahwa dahulu teras Candi Plaosan kerap digunakan sebagai tempat beribadah umat Budha.
Dikisahkan bahwa dahulu Rakai Pikatan yang memeluk agama Hindu begitu mencintai sang istri yakni Pramodyawardani.
Rakai Pikatan meskipun seorang umat Hindu, dirinya mengizinkan sang istri untuk memeluk agama Budha.
Jadilah dia menciptakan tempat pemujaan berupa Candi Plaosan dengan beberapa sentuhan bangunan atau arsitektur Hindu.
Baca Juga: Batu Kuno Ditemukan di Mojokerto, Diduga Bagian dari Candi atau Istana
Unik dan memiliki kisah romantis, tak heran jika banyak orang tertarik untuk berkunjung ke Candi Plaosan, baik wisatawan lokal maupun mancanegara.
Letaknya pun juga terbilang tidak terlalu jauh dari Candi Plaosan. Jadi, beberapa wisatawan ada yang memutuskan untuk menyambangi Candi Plaosan dalam satu kali perjalanan.
Menjelang sore hari, pengunjung juga bisa menikmati indahnya matahari tenggelam di luar kompleks Candi Plaosan ini.
Meskipun tidak bisa masuk, siluet Candi Plaosan ini tampak eksotis jika diabadikan lewat sebuah foto.
Semoga pandemi virus corona ini segera usai, ya. Dengan begitu, travelers bisa menyambangi Candi Plaosan ini lagi di Klaten.