Kunjungan Wisman pada Maret Turun 45,50 Persen Dibandingkan Februari 2020

Senin, 04 Mei 2020 | 17:27 WIB
Kunjungan Wisman pada Maret Turun 45,50 Persen Dibandingkan Februari 2020
Ilustrasi wisata Indonesia. (Dok : Kemenparekraf)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada Maret 2020 turun 45,50 persen dibandingkan Februari 2020. Dibandingkan pada Maret 2019, jumlah kunjungan wisman pada Maret 2020 mengalami penurunan sebesar 64,11 persen.

"Secara kumulatif, pada Januari hingga Maret 2020, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 2,61 juta kunjungan atau turun 30,62 persen dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisman pada periode yang sama tahun 2019, yang berjumlah 3,76 juta kunjungan," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Wishnutama Kusubandio, dalam keterangannya di Jakarta, Senin (4/5/2020).

Penurunan kunjungan wisman tersebut terjadi akibat dampak pandemi Covid-19, sebagaimana yang terjadi juga di negara lain. Hal ini membuat Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekra) fokus melakukan mitigasi dampak pandemi Covid-19 terhadap sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, sekaligus mempersiapkan program dan strategi dalam menghadapinya untuk bangkit pascapandemi.

Penurunan ini, kata Wishnutama, sudah dapat diperkirakan, mengingat langkah-langkah pemerintah Indonesia dan pemerintah negara penyumbang wisman potensial ke Indonesia memutuskan menutup akses keluar-masuk negaranya, demi pencegahan penyebaran Covid-19.

Baca Juga: Tingkatkan Kepedulian, Kemenparekraf Canangkan #BersamaJagaIndonesia

"Kemenparekraf sendiri, saat ini fokus dalam upaya bersama mencegah penyebaran Covid-19 dan memastikan, serta menjalankan langkah mitigasi dampak dari pandemi Covid-19 terhadap sektor pariwisata dan ekonomi kreatif," tambahnya.

Banyak langkah yang telah dijalankan Kemenparekraf/Baparekraf, baik dengan berkoordinasi dengan kementerian/lembaga terkait maupun program mandiri Kemenparekraf, yang semuanya memfokuskan terhadap pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif.

"Program-program yang membantu pekerja, pengusaha sektor pariwisata, dan ekonomi kreatif akan terus dilakukan, termasuk memberi usulan pada kementerian/lembaga lain dalam menjaga sektor pariwisata dan ekonomi kreatif," kata Wishnutama.

Ia mengajak peran aktif para pemangku kepentingan pariwisata dan ekonomi kreatif untuk sama-sama berjuang dan tetap optimistis, guna membangkitkan pariwisata dan ekonomi kreatif pascapandemi. Sebelumnya, Presiden Joko Widodo juga memperkirakan akan terjadi booming pariwisata usai pandemi Covid-19 teratasi.

Ilustrasi wisata Indonesia. (Dok : Kemenparekraf)
Ilustrasi wisata Indonesia. (Dok : Kemenparekraf)

"Pembangunan pariwisata ke depan, kita akan fokuskan ke hal-hal yang sangat prinsip guna mengantisipasi tren dan paradigma baru pariwisata atau yang dikenal 'new normal’, yang lebih peduli pada masalah sanitasi dan higienitas, misalnya, termasuk meningkatkan pendekatan teknologi dan digital dalam layanan wisata dan ekonomi kreatif," kata Wishnutama.

Baca Juga: Empati pada Situasi Covid-19, Kemenparekraf Gunakan Thoughtful Indonesia

Ia mengatakan, menurunnya kinerja sektor pariwisata tidak hanya terjadi di Indonesia tapi juga di negara-negara lain. Penutupan batas kota atau negara mengakibatkan tidak beroperasinya banyak rute penerbangan, sehingga aktivitas pariwisata pun mandek.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI