Kenal Islam Sejak Masih Sekolah
Islam dikenal Ying melalui teman baiknya sejak ia masih bersekolah di RGS. Namum, baru pada usia 30 tahun, Ying mulai membaca soal agama Islam. Menurutnya, Islam merupakan agama yang sederhana dan masuk akal.
Mengutip dari Moeslim Obsesstion, Ying mengaku tak mendapat reaksi negatif ketika memutuskan menjadi mualaf. Rekan kerjanya juga tidak menghiraukan perubahan itu.
Ying kemudian dikenal sebagai sosok yang meyakini ada sesuatu yang Maha Besar di balik sistem kehidupan.
Baca Juga: Warganet Iri Olla Ramlan Rapid Test di Rumah: Kita Makan Aja Susah
Ying aktif dalam komunitas agama yang dipilihnya. Dia adalah salah satu mentor di bawah Project Protégé Mendaki, membimbing dan menginspirasi kaum muda muslim yang tertarik untuk memajukan diri mereka dalam sains. Ia mengaku melakukan itu karena terinspirasi oleh guru-gurunya di RGS.
Sosok Perempuan Berprestasi
Ying kerap mengisi berbagai program inspirasi. Ia berbagi pengalaman tentang perubahan dan prestasinya, termasuk bagaimana ia memilih Islam, termasuk keputusannya untuk mantap berhijab sepulangnya melakukan umrah.
Sebagai akademisi, ibu satu anak itu menerima banyak penghargaan dan penghargaan. Seperti, menjadi anggota termuda dari Akademi Ilmu Pengetahuan Jerman Leopoldina; masuk dalam salah satu dari delapan wanita dari daftar 100 Insinyur Era Modern, sebuah daftar kehormatan yang disusun oleh American Institute of Chemical Engineers pada 2008.
Ying juga merupakan pemenang perdana 500 ribu dolar AS pada Mustafa Prize Award Top Scientific Achievement Award tahun 2015 untuk inovasinya dalam teknologi bionanoteknologi. Hadiah ini diberikan oleh pemerintah Iran kepada para peneliti muslim terkemuka.
Baca Juga: Tak Bergejala, 8 Pegawai BNPB Positif Rapid Test Virus Corona
Berikutnya, Menciptakan Rapid Test Untuk Wabah Covid-19...