Hardiknas 2020: Kisah Guru Seni Rupa Mengajar dari Rumah Pakai Teknologi

Vania Rossa Suara.Com
Sabtu, 02 Mei 2020 | 08:10 WIB
Hardiknas 2020: Kisah Guru Seni Rupa Mengajar dari Rumah Pakai Teknologi
Tiga guru: Nur Ernawati, Ahmad Apriyanto dan Irma Nurul Fatimah, memanfaatkan teknologi untuk terus berjuang mencerdaskan para penerus bangsa melalui pembelajaran jarak jauh selama PSBB demi menekan laju penyebaran Covid-19.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Memeringati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2020 di tengah pandemi Corona Covid-19, ada tiga kisah guru yang memperjuangkan semangat pendidikan Ki Hajar Dewantara di masa mengajar atau belajar dari rumah, karena adanya peraturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sebagai upaya menekan laju penyebaran virus Corona Covid-19.

Setelah mengulas kisah guru asal Jogja, Nur Ernawati yang berupaya melakukan pembelajaran jarak jauh, Jumat (1/5/2020), maka hari ini, Sabtu (2/5/2020), ada kisah guru seni rupa, Irma Nurul Fatimah yang juga melakukan upaya seperti Nur Ernawati.

Ia juga harus melakukan metode pembelajaran baru dengan memanfaatkan teknologi lantaran kebijakan belajar dari rumah selama masa pandemi Covid-19. Namun, ini bukanlah hal baru bagi Irma Nurul Fatimah, guru seni rupa di SMP Lazuardi Al-Falah GIS, Depok.

Perempuan berusia 39 tahun yang juga anggota Google Educator Group (GEG) dan penulis tiga buku tentang seni rupa ini telah berpengalaman mengajar selama tujuh tahun. Harus mengajar hingga 51 siswa setiap harinya, awalnya Irma merasa tidak percaya diri karena suaranya pelan. Terlebih, ia juga bukan lulusan pendidikan, melainkan seorang Sarjana Teknik.

Baca Juga: Link Streaming Jadwal Belajar dari Rumah TVRI, Hardiknas Sabtu 2 Mei 2020

Irma, Guru Seni Rupa yang Gunakan Teknologi untuk Mengajar dari Rumah. (Dok. Google)
Irma Nurul Fatimah, Guru Seni Rupa yang menggunakan teknologi untuk mengajar dari rumah. (Dok. Google)

Selain itu, tantangan lain yang Irma hadapi adalah bagaimana membuat muridnya yang tergolong remaja untuk tertarik dengan materi seni rupa dan mau mengeksplorasinya lebih dalam.

Dikutip dari rilis yang diterima Suara.com, Jumat (1/5/2020), diketahui bahwa sejak pertengahan Maret, proses belajar-mengajar di SMP Lazuardi Al-Falah GIS telah sepenuhnya dilakukan di rumah. Suasana pembelajaran dibuat tidak kaku, dengan durasi mulai dari pukul 08.00 hingga 11.30 siang, dan diberi jeda 30 menit agar murid punya waktu mengerjakan projek.

Dikarenakan seni rupa adalah ilmu yang memerlukan banyak visual, Irma perlu memaksimalkan teknologi agar para muridnya bisa tetap menerima ilmu sebaik mengajar tatap muka langsung.

Situs Mengajar dari Rumah sangat berguna bagi proses mengajar lulusan Teknik Arsitektur ITS ini. Dengan banyaknya informasi mengenai apa saja teknologi yang bisa dimanfaatkan untuk mengajar dari rumah, Irma pun memilih aplikasi yang paling sesuai untuk mata pelajaran seni rupa.

Biasanya Irma mengirimkan video tutorial menggunakan Google Classroom, atau praktik bersama melalui Google Meet.

Baca Juga: Jadi Wartawan hingga Politikus, Ini Kisah Hidup Ki Hajar Dewantara

Untungnya, proses pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi sudah diterapkan sejak 2017 di SMP Lazuardi Al-Falah GIS. Tidak hanya murid yang di-training untuk memanfaatkan produk Google, tapi juga orangtua murid.

Jadi, sebelum adanya peraturan belajar dari rumah, para siswa sudah biasa mengirimkan tugas menggunakan Google Classroom dan video conference di Google Meet. Begitu juga para orang tua yang terbiasa mendapatkan laporan nilai anaknya melalui fitur report to guardian di Google Classroom.

Menurutnya, langkah ini sangat efektif karena ia bisa memantau penugasan sekaligus berkomunikasi langsung dalam satu wadah yang sama.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI