3. Prasasti Kebon Kopi
Prasasti ini ditemukan di Kampung Muara sejak awal abad XIX ketika diadakan penebangan hutan untuk pembukaan perkebunan kopi.
Pemberitaan mengenai prasasti pertama kali dikemukakan oleh N.W. Hoepermans dalam laporannya yang ditulis pada tahun 1864. Kemudian disusul oleh beberapa uraian lain dari J.F.G Brumund (1868), A.B. Cohen Stuart (1875), P.J Veth (1878, 1896), H. Kern (1884, 1885, 1910), R.D.M. Verbeek (1891), J.Ph. Vogel (1925), dan lainnya.
Prasasti Kebon Kopi dituliskan pada sebongkah batu andesit pada salah satu bidang permukaannya yang rata, beraksara Pallawa, berbahasa Sansekerta, berbentuk sloka dengan metrum anustubh, dan diapit oleh sepasang gambar telapak kaki gajah.
Huruf yang dipergunakan pada prasasti ini lebih kecil jika dibandingkan dengan yang ada pada Prasasti Ciaruteun. Pemahatannya pun tidak terlalu dalam.
Baca Juga: Belajar dari Irrfan Khan, 5 Makanan Ini Bantu Cegah Infeksi Usus Besar!
Prasasti Kebon Kopi peninggalan Kerajaan Tarumanegara atau Tarumanagara ini cukup istimewa, sebab terdapat sepasang telapak kaki gajah. Tapak kaki ini digambarkan sebagai tapak kaki Raja Purnawarman.
Dalam agama hindu, gajah digambarkan sebagai hewan sakral dan dekat dengan Dewa Wisnu. Konon diibaratkan sebagai Maharaja Purnawarman.
Selanjutnya Prasasti Muara Cianten ...