Setelah dua tahun hidup tak menentu, Penny akhirnya mendapat kesempatan untuk berbisnis lagi di tahun 1995. Kala itu, salah seorang teman menawari Penny untuk memakai ruang kosong di kantor suaminya.
Penny pun kembali membuka bisnis rekrutmen meski tanpa modal. Setiap hari, dirinya akan menelepon orang-orang sembari mengasuh anak.
Beberapa orang pun menganggapnya nekat karena berani berbisnis lagi. Namun, Penny dan ibunya tetap bertekad untuk membangun hidup mereka kembali.
"Kami bekerja keras dan itu sukses," kisah Penny.
Baca Juga: Tato di Tubuhnya Ternyata Bikin Suami Jijik, Wanita Ini Takut Diceraikan
Tak lama setelah itu, Penny pun bertemu Nick yang lantas menjadi suami barunya.
Penny dan ketiga anaknya lalu pindah ke flat baru, sementara di tahun 1996 bisnisnya telah bernilai 1 juta poundsterling.
Bisnis rekrutmen baru yang berada di bidang kesehatan itu terus berkembang. Pada Maret 1999, Penny bisa membeli rumah sendiri. Sementara di tahun 2002, perusahaannya menjadi salah satu yang berkembang pesat di Inggris.
Kini, bisnis Penny sendiri memiliki nilai 208 juta poundsterling atau sekitar Rp 4 triliun. Penny dan keluarganya juga punya kebun anggur di Afrika Selatan dan pabrik wine di Inggris.
Tak hanya itu, Penny pun bangga karena perusahaannya telah menyalurkan 27.000 tenaga medis. Terlebih di tengah wabah Covid-19, hal itu membuatnya senang karena bisa membantu.
Baca Juga: Tes Kepribadian: Kamu Cenderung Sukses atau Gagal?
"Saranku untuk pebisnis wanita lainnya adalah ikuti hatimu."