Belajar dari Rumah TVRI 27 April 2020: Wisata Religi Masjid Agung Banten

Ririn Indriani Suara.Com
Senin, 27 April 2020 | 11:53 WIB
Belajar dari Rumah TVRI 27 April 2020: Wisata Religi Masjid Agung Banten
Masjid Agung Banten dengan menaranya yang mirip mercusuar. (Foto: Dok. Indonesia Kaya)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Program edukatif Belajar dari Rumah yang tayang di TVRI, Senin, 27 April 2020, menayangkan tentang wisata religi Masjid Agung Banten.

Para siswa yang belum sempat nonton bisa mengetahui lebih mendalam tentang Masjid Agung Banten yang merupakan salah satu masjid tertua di Indonesia yang penuh dengan nilai sejarah perkembangan Islam di Provinsi Banten ini.

Masjid Agung Banten yang populer disebut Masjid Banten oleh masyarakat sekitar, masuk dalam kategori bangunan cagar budaya yang dilindungi dan menjadi kebanggaan masyarakat Banten khususnya Kota Serang.

Setiap harinya Masjid Agung Banten dikunjungi peziarah yang datang, tidak hanya dari Banten dan Jawa Barat, tetapi juga dari berbagai daerah di Pulau Jawa.

Baca Juga: Pneumonia Nekrotikans, Penyakit yang Kemungkinan Mengintai Pengguna Vape

Para peziarah mengunjungi Masjid Agung Banten untuk berdoa dan ziarah ke makam-makam Raja Banten dan Keluarga.

Atap khas Masjid Agung Banten bentuknya mirip tumpeng. (Tangkapan layar Channel YouTube Indonesia Kaya)
Atap khas Masjid Agung Banten bentuknya mirip tumpeng. (Tangkapan layar Channel YouTube Indonesia Kaya)

Tak heran bila Masjid Agung Banten menjadi simbol wisata ziarah Banten khususnya di Kota Serang.

Masjid Agung Banten terletak di Kecamatan Kasemen, daerah Banten Lama atau tepatnya 10 km arah utara dari Kota Serang.

Masjid yang dikenali dari bentuk menaranya yang sangat mirip dengan sebuah bangunan mercusuar ini dibangun kali pertama pada 1556 oleh Sultan Maulana Hasanuddin memerintah (1552-1570), sultan pertama dari Kesultanan Banten, putra pertama dari Sunan Gunung Jati.

Masjid Agung Banten terletak di Desa Banten Lama, tepatnya di desa Banten, sekitar 10 km sebelah utara Kota Serang. Akses ke lokasi dapat dituju dengan kendaraan pribadi atau kendaraan umum.

Baca Juga: Update Corona Global 27 April: Tak Ada Lagi Pasien Covid-19 di RS Wuhan

Dari terminal Terminal Pakupatan, Serang menggunakan bis jurusan Banten Lama atau mencarter mobil angkutan kota menuju lokasi selama lebih kurang setengah jam.

Selanjutnya di halaman berikut: Arsitektur yang Memadukan Unsur Jawa Kuno dan China ...

Arsitektur Masjid Agung Banten, Padukan Unsur Jawa Kuno dan China
Bangunan Masjid Agung Banten memadukan unsur Jawa Kuno dan Tiongkok (China). Terlihat dari serambi yang lapang dan atap yang bertingkat.

Uniknya atap bangunan utama Masjid Agung Banten memiliki 5 tingkatan dengan bentuk yang menyerupai tumpeng atau pagoda khas China.

Konon terdapat dua versi yang menceritakan siapa sang arsitektur pembangunan Masjid Agung Banten

Versi pertama menyebutkan, Masjid Agung Banten dibangun oleh arsitek keturunan Tiongkok yang bernama Tjek ban Tjut. Sedangkan versi lainnya menyebutkan, masjid ini diarsiteki oleh Raden Sepat yang berasal dari Demak.

Masjid Agung Banten memiliki dua buah serambi yang menjadi pelengkap di sisi utara dan selatan bangunan utama.

Bagian dalam Masjid Agung Banten. (Tangkapan layar Channel YouTube Indonesia Kaya)
Bagian dalam Masjid Agung Banten. (Tangkapan layar Channel YouTube Indonesia Kaya)

Serambi utama masjid dihiasi dengan tiang-tiang penyangga yang secara keseluruhan berjumlah 24 buah. Sedangkan serambi di sisi kiri masjid terdapat kompleks makam sultan dan keluarga kerajaan, yaitu makam Sultan Maulana Hasanuddin dan istrinya, Sultan Abu Nasir Abdul Qohhar dan

Sementara di sisi utara serambi selatan terdapat makam Sultan Maulana Muhammad, Sultan Ageng Tirtayasa, Sultan Zainul Abidin, dan lainnya.

Bagian dalam masjid ini berbentuk bujur sangkar dengan tiang-tiang yang disebut saka guru sebagai penyangga.

Tiang-tiang tersebut disangga dengan umpak yang terbuat dari batu andesit dan berbentuk motif buah labu. Tidak ketinggalan mimbar yang terbuat dari kayu bertangga marmer berada di paling depan.

Mimbar ini dahulu berfungsi sebagai tempat berdirinya khotib saat menyiarkan agama islam. Sedangkan di sisi depan dan samping dibatasi dengan pintu yang berjumlah 5 buah. Jumlah ini mengikuti rukun islam sebagai sumber acuan.

Tak hanya itu, Masjid Agung Banten juga memiliki paviliun tambahan yang terletak di sisi selatan bangunan inti Masjid ini.

Paviliun dua lantai ini dinamakan Tiyamah. Berbentuk persegi panjang dengan gaya arsitektur Belanda kuno, bangunan ini dirancang oleh seorang arsitek Belanda bernama Hendrik Lucaszoon Cardeel.

Selanjutnya di halaman berikut: Sejarah Menara Masjid Agung Banten ...

Sejarah Menara Masjid Agung Banten
Menara yang menjadi ciri khas Masjid Banten terletak di sebelah timur masjid.

Dibatasi dengan kolam, menara yang terbuat dari batu bata ini memiliki ketinggian 24 meter dan berdiameter sekitar 10 meter.

Semua berita Belanda tentang Banten hampir selalu menyebutkan menara tersebut, membuktikan menara itu selalu menarik perhatian pengunjung Kota Banten masa lampau.

Untuk mencapai ujung menara, ada 83 buah anak tangga yang harus ditapaki dan melewati lorong yang hanya dapat dilewati oleh satu orang.

Menara Masjid Agung Banten. (Tangkapan layar Channel YouTube Indonesia Kaya)
Menara Masjid Agung Banten. (Tangkapan layar Channel YouTube Indonesia Kaya)

Dahulu, selain digunakan sebagai tempat mengumandangkan adzan, menara yang juga dibuat oleh Hendrik Lucaszoon Cardeel pada 1629 ini atas perintah Sultan Haji.

Menara tersebut memiliki beberapa fungsi, antara lain, tempat bilal mengumandangkan adzan.

Selain itu, pada masa peperangan menara ini digunakan sebagai tempat penyimpanan senjata dan menara pengawas, karena perairan lepas pantai dapat terlihat di atas menara yang hanya berjarak sekitar 1,5 km dari masjid.

Bila kalian jalan-jalan atau pelesiran ke Serang, Banten, Masjid Agung Banten bisa menjadi destinasi yang menarik untuk dikunjungi agar bisa menikmati langsung keindahan Masjid Agung Banten yang menyimpan banyak sejarah, sekaligus beribadah dan berziarah ke makam-makam sultan dan keluarga kerajaan.

Sumber: Wikipedia dan Indonesiakaya.com

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI