Suara.com - Setelah puasa seharian penuh, memang paling enak berbuka dengan yang manis dan menyegarkan, seperti es timun suri. Ya, buah ini memang banyak dijumpai saat Ramadan, bahkan penjualnya menjamur di pinggir jalan.
Tapi, penasaran nggak, sih, kenapa timun suri seolah hanya ada saat Ramadan? Di luar bulan Ramadan, rasanya jarang sekali kita melihat timun suri dijual di pasar.
Itu sebabnya, di Indonesia, timun suri identik sebagai buah Ramadan. Bahkan, kehadiran timun suri di pasar dan supermarket seolah menjadi semacam pertanda bahwa Ramadan sudah dekat.
Menjawab rasa penasaran kenapa timun suri hanya ada saar Ramadan, hal tersebut terkuak dari buku yang berjudul 'Timun Suri & Blewah' yang ditulis Drs. H. Hendro Sunarjono, APU (Purn.) dan Rita Ramayulis, DCN., M.Kes yang diterbitkan Penebar Swadaya 2012.
Baca Juga: Berburu Timun Suri, Buah Primadona saat Ramadhan
Fenomena kehadiran timun suri saat Ramadan semata-mata karena permintaan pasar yang tinggi, bahkan cenderung melonjak tajam selama bulan puasa.
"Fenomena tersebut terjadi tidak lepas dari permintaan terhadap dua jenis buah tersebut yang melonjak tajam selama bulan puasa. Konsumsi minuman es timun suri dan es blewah selama bulan puasa, sepertinya memang sudah menjadi budaya bagi masyarakat Indonesia," tulis buku tersebut dikutip Suara.com, Sabtu (25/4/2020).
Saking tingginya permintaan, omset penjual timun suri di bulan ramadan bisa mencapai jutaan rupiah per hari.
Buah timun suri dan blewah memang cocok menjadi menu buka puasa. Hal ini lantaran konsumsinya yang menyegarkan karena kandungan airnya yang tinggi.
"Jenis buah tersebut mampu memberikan cadangan air dalam tubuh, dan dapat menggantikan cairan tubuh yang telah hilang selama berpuasa," tambah buku itu.
Baca Juga: Es Lampu Merah, Es Buah yang Kekinian untuk Berbuka Puasa
Disebutkan juga bahwa timun suri pada dasarnya bukanlah jenis tanaman musiman. Buah ini pada dasarnya bisa ditanam kapan saja asal syarat tumbuhnya terpenuhi. Waktu terbaik penanaman buah ini adalah pada musim kemarau.
"Pada musim kemarau setelah panen padi sawah atau panen tebu. Sementara itu, penanaman tidak dilakukan pada musim hujan, karena tanaman ini tidak tahan terhadap hujan lebat. Sehingga saat musim hujan, jarang diperoleh buah timun suri di pasaran dalam jumlah yang besar," jelasnya.
Diketahui timun suri kaya akan vitamin C, kalium, kalsium, dan fosfor. Selain itu, kandungan air dalam timun suri mencapai lebih dari 90 persen.
Dengan mengonsumsi 100 gram timun suri, maka kebutuhan vitamin C dan kalium dalam sehari terpenuhi sebanyak sepertiga bagian. Sedangkan untuk sumber kalsium dan fosfor dalam 100 gram timun suri ternyata sudah mampu memenuhi setengah kebutuhan harian.
Jadi, sudah nggak penasaran lagi, kan, kenapa buah timun suri mendadak populer saat Ramadan?