Suara.com - Sebagai kota budaya dan sejarah, tak heran jika Keraton Yogyakarta memiliki peninggalan masjid yang tersebar di sejumlah wilayah, salah satunya yakni Masjid Soko Tunggal.
Berlokasi tak jauh dari destinasi wisata Taman Sari, Masjid Soko Tunggal ini memiliki konsep bangunan yang terbilang unik dan tidak biasa.
Jika biasanya sebuah masjid disangga oleh empat hingga lima penyangga berupa saka guru dalam istilah Jawa, lain dengan Masjid Soko Tunggal berikut ini.
Sesuai dengan namanya, masjid ini hanya disangga menggunakan satu buah saka guru saja.
Baca Juga: Alhamdulillah! Masuk Ramadan, 18 Pasien Corona di Karawang Sembuh
Pada halaman depan Masjid Soko Tunggal juga terdapat sebuah prasasti yang menunjukkan bahwa rumah ibadah tersebut diresmikan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX pada hari Rabu Pon tanggal 28 Februari 1973.
Soko guru berpa kayu jati yang digunakan untuk membangun masjid ini sendiri begitu spesial, karena didatangkan langsung dari Cepu.
Ketika ditebang, usia kayu jati tersebut telah mencapai 150 tahun. Kemudian untuk batu penyangga tiangnya sendiri juga didapatkan dari petilasan Sultan Agung Hanyokrokusuma di Pleret, Bantul.
Di dalam Masjid Soko Tunggal ini juga terdapat banyak ukiran dengan segudang makna.
Seperti salah satunya, di dalam konstruksi tersebut terdapat Ukiran Praba yang artinya kewibawaan, bumi serta tanah.
Baca Juga: Ramadan Sambil di Rumah Aja, Ini 4 Hal Bermanfaat yang Bisa Dilakukan
Kemudian ada pula Ukiran Sorot yang memiliki arti sinar cahaya matahari. Tak hanya wisatawan lokal saja yang tertarik untuk melihat lebih dekat bangunan Masjid Soko Tunggal ini.