Suara.com - Menikmati Kerlap-kerlip Lentera Fanoos, Tradisi Sambut Ramadan di Mesir
Bulan Ramadan dirayakan oleh jutaan umat Islam di seluruh dunia. Untuk menyambut bulan penuh kesucian ini, beberapa tradisi berbeda dirayakan di banyak negara.
Di Mesir, Ramadan dirayakan dengan sangat meriah dan gemerlap.
Dekorasi penuh warna termasuk lentera Fanoos yang ikonik, terlihat menerangi jalanan masuk ke gedung-gedung, perumahan, dan pertokoan.
Baca Juga: Update Corona RI 14 April: ODP 139.137 Kasus, PDP Tembus 10.482 Orang
Kata 'fanoos' sendiri berarti lentera dalam bahasa Arab. Lentera ini digunakan sebagai dekorasi maupun mainan bagi anak-anak selama bulan Ramadan.
Sejarah tradisi ini dimulai sejak ribuan tahun lalu saat Ramadan ke-lima tahun 358 Hijriah, di mana orang-orang Mesir membawa lentera untuk menyambut Kalifah Fatimid al-Muizz li-Din Allah sembari menanti kedatangannya di Kairo pada malam pertama Ramadan.
Senang dan tertarik akan lentera-lentera cantik tersebut, Kalifah meminta para pengrajin lentera untuk membuatnya terus dan menyuarakan peraturan yang mengharuskan orang-orang menggantung lentera di depan pintu toko dan rumah, atau nanti mereka akan mendapatkan hukuman.
Peraturan ini menimbulkan lonjakan di industri pembuat lentera, sehingga para pengrajin lentera terus membuat bentuk dan ukuran baru.
Selama era Fatimid, perayaan dan hari libur sangat penting bagi warga Mesir, sehingga mereka menghabiskan waktu untuk membuat lentera tersebut.
Baca Juga: Nekat Mudik ke Jepara saat Wabah Corona, Perantau Ngaku Demi Minta Cerai
Perlahan, industri lentera ini berubah dari alat penerangan wajib menjadi dekorasi selama Ramadan.
Terlebih lagi adanya tradisi bagi anak-anak turun ke jalanan dan gang membawa lentera Fanoos dan menyanyikan lagu sembari meminta hadiah dan permen dari rumah ke rumah.
Beberapa pengusaha lentera masih berada di Mesir hingga hari ini, membuat lentera menggunakan tembaga dan kaca yang diwarna.
Akan tetapi karena harganya yang mahal dan suplai yang terbatas, kebanyakan orang akan membeli lentera plastik yang diimpor dari China.
Selain Fanoos, di malam hari seorang mesaharaty, yang bertugas membangunkan orang-orang untuk sahur, juga akan mengumpulkan anak-anak bersamanya sambil menyanyikan lagu di sekitar perumahan, membawa lentera tersebut.
Seiring waktu, ada banyak tradisi lainnya yang mengiringi lentera Fanoos di bulan Ramadan.