Usai salat Tarawih, mereka akan kembali berkumpul untuk berbagi makan dan minum. Biasanya menghidangkan Sooji (semolina dan almond tropis) dan makanan pencuci mulut seperti Pirini (puding beras).
Pada saat sahur, biasanya warga lokal mengonsumsi kari dengan roshi atau nasi yang dilengkapi dengan bubur bernama baihpen dan banyak air minum
Ibukota Malé akan menjadi lebih sibuk di bulan Ramadan, terutama di siang hari di pasar-pasar. Seperti pasar ikan dan pasar lokal biasanya akan sangat ramai dan penuh sesak.
Buah-buahan dan sayuran lokal akan ada sangat banyak di bulan Ramadan. Pasar dan toko lokal akan kebanjiran dengan salad segar, pepaya, pisang, dan semangka.
Baca Juga: Unik, 4 Tradisi Sambut Ramadan Ini Cuma Ada di Yogyakarta
Banyak orang akan terlihat ramai berbelanja dari siang hari dan terkadang hingga mendekati matahari tenggelam.