Penggiat Kopi di Masa Pandemi Terjun ke Online, Ini Kata Wishnutama

Kamis, 23 April 2020 | 14:18 WIB
Penggiat Kopi di Masa Pandemi Terjun ke Online, Ini Kata Wishnutama
Ilustrasi Roti dan Kopi. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Indonesia merupakan negara penghasil biji kopi keempat terbesar di dunia selama beberapa tahun terakhir. Namun pandemi COVID-19 membawa berbagai tantangan bagi setiap lapisan masyarakat, tidak terkecuali para pelaku industri kopi.

Warung kopi atau kafe yang sepi pengunjung bahkan sampai perlu ditutup, berefek kepada menurunnya minat beli hasil panen kopi, yang tengah berlangsung dan umumnya terjadi dua kali setahun di bulan April dan Oktober. 

Dalam hal ini Tokopedia melakukan kampanye #SatuDalamKopi, untuk mempersiapkan para penggiat kopi untuk menghadapi tantangan di masa pandemi dengan jualan online.

Screenshoot Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wisnu Utama saat memberikan masukan untuk penggiat kopi di masa pandemi. (Tokopedia Live)
Screenshoot Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wisnu Utama saat memberikan masukan untuk penggiat kopi di masa pandemi. (Tokopedia Live)

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Wishnutama, mengatakan di situasi
seperti sekarang ini, semua harus dapat menciptakan ekosistem yang kondusif, dan inovasi termasuk untuk industri kopi lokal agar produk lokal mampu bertahan dan berkompetisi di era sekarang ini.

Baca Juga: Peneliti Sebut Cara Sehat Minum Kopi, Bisa Perpanjang Usia

"Mulai aktif memasarkan kopi secara online, berinovari rasa kopi, kemasan kopi hingga jualan kopi literan itu menjadi tantangan penggiat kopi sekarang. Dan saya mendukung penuh kegiatan #SatuDalamKopi ini untuk pertahanan ekonomi di masa pandemi," katanya dalam Talkshow #SatuDalamKopi yang dilakukan virtual melalui live Tokopedia, Kamis (23/04/2020).

Omar Prawiranegara, sebagai Pendiri Dua Coffee, pun menyampaikan dampak pandemi pada usahanya. 

"Sejak berdiri di 2016, Dua Coffe menawarkan differensasi ruang sosial untuk nongkrong dan bercengkrama. Bahkan kami mendapat kesempatan untuk buka cabang di New York setelah mengikuti pameran yang diundang oleh kemeterian pariwisata Indonesia di 2019 saat itu. Konsep Cafe kami dibuka untuk wadah interaksi sosial dengan ditemani suguhan kopi dan cukup diterima di Amerika. Namun ketika pandemi, terpaksa tutup sudah sebulan," katanya.

Menurutnya, secara keseluruhan karena pandemi corona, omset Dua Coffe berkurang hingga minus 80 persen.

Ia pun menuturkan, sebelumnya tidak punya kopi literan dan tidak terjun di dunia e-commerse, namun selama masa pandemi, kini usaha kopinya mulai merambah dunia online. cukup membantu seperti di masa sekarang agar survive, bukan lagi soal cari keuntungan, tapi setidah menstabilkan usaha agar bisa menggaji karyawan. 

Baca Juga: Survei Kedai Kopi, Pemda Dinilai Lebih Sigap Tangani Covid Dibanding Pusat

"Jadi yang penting bisa jalan aja, pegawai tetap kerja, dapat gaji dan THR. kini pelaku usaha seperti kami bejalar usaha online, gunakan platform. Kemudian belajar me-manage dan bersosial dengan e-commerse itu menjadi tantangan," tuturnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI