Sidang Isbat Malam Ini, Kenali 5 Metode Penetapan 1 Ramadan

Kamis, 23 April 2020 | 10:44 WIB
Sidang Isbat Malam Ini, Kenali 5 Metode Penetapan 1 Ramadan
Sidang Isbat penentuan 1 Syawal 1440 H atau Idul Fitri 2019 di kantor Kementerian Agama, Jakarta, Senin (3/6). [ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Oleh karena itu, pasangnya air laut yang tertinggi adalah pasang air laut yang terjadi ketika terjadinya ijtimak atau bulan baru. Inilah yang dijadikan pedoman pasang surut air laut dalam menetapkan awal bulan baru, termasuk awal bulan Ramadan.

3 Hisab atau perhitungan

Hisab dapat dijadikan sebagai pilihan dalam menetapkan awal bulan qamariah termasuk awal bulan Ramadan. Mengingat dalam Al-Qur'an surat Yunus ayat 5, disebutkan Allah SWT telah menciptakan keteraturan pada peredaran bulan dan matahari untuk perhitungan waktu bagi manusia.

Metode ini diadopsi organisasi keagaamaan Muhammadiyah, yang sejak dulu selalu menetapkan awal dan akhir bulan islam berdasarkan perhitungan bulan atau hari. Menggunakan cara ini cenderung lebih mudah, karena itu artinya tidak perlu mengamati air laut dan bentuk bulan di langit.

Baca Juga: Awal 1 Ramadan 1441 H Dimulai 24 April 2020, China Larang Ibadah di Masjid

4. Hisab Imkan Rukyat

Metode ini dianggap sebagai jalan tengah antara pendapat hisab atau perhitungan dan rukyatul hilal atau pengamatan hilal. Dimana setelah melihat hilal dalam batas angka minimum tertentu, baik dari perhitungan ataupun pengamatan, kemudian diterjemahkan ke dalam bentuk angka-angka.

Sedangkan di Indonesia ada dua pendapat berbeda yang dipakai, yakni pendapat kriteria imkan rukyat MABIMS (Majelis Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia) dan kriteria Thomas Djamaluddin. Adapun kriteria imkan rukyat MABIMS adalah :

  • Pada saat matahari terbenam ketinggian bulan di atas cakrawala minimum 2 derajat dan sudut elongasi (jarak lengkung) bulan-matahari minimum 3 derajat.
  • Atau pada saat bulan terbenam usia bulan minimum 8 jam dihitung sejak ijtimak (keluarnya bulan baru).

5. Perhitungan Jawa

Perhitungan ini juga dikenal dengan istilah hisab aboge, perhitungan ini merupakan sistem perhitungan pertama kali yang digunakan di Indonesia ini karena adanya upaya interelasi agama Islam dengan budaya Jawa.

Baca Juga: 1 Ramadan Tanggal Berapa?

Sebelum Islam masuk ke Indonesia, di pulau Jawa pernah berlaku sistem kalender Hindu, yaitu sistem kalender berdasarkan peredaran matahari mengelilingi bumi. Permulaan tahun saka ini bertepatan dengan 1 tahun setelah pengobatan Prabu Syaliwahono (Aji Soko) sebagai raja India. itulah kemudian kalender Hindu lebih dikenal sebagai kalender Saka.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI