Suara.com - Meski baru tayang dua episode, drama The King: Eternal Monarch sudah digilai para penontonnya. Selain dibintangi aktor papan atas Lee Min Ho dan aktris Kim Go Eun, drama ini juga ditulis Kim Eun Sok yang menulis drama Goblin dan Descendants of The Sun.
Di tengah kepopulerannya, tim produksi The King: Eternal Monarch baru saja menyampaikan permintaan maaf setelah ramai dikritik karena desain arsitektur yang ditampilkan dalam drama Korea tersebut serupa dengan kuil-kuil di Jepang.
Sebuah kontroversi ramai dibicarakan melalui jejaring internet, di mana pada episode awal dunia fiksi dalam kerajaan Corea nampak menggunakan bangunan mirip kuil Jepang.
Salah satunya adalah bangunan kompleks kuil Jepang Todai-ji, dimana banyak orang berspekulasi digunakan untuk desain istana kerajaan dalam drama tersebut. Adapun bangunan lain yang diduga mirip dalam drama adalah pagoda lima lantai di kuil Jepang Kofuku-ji.
Baca Juga: Link Streaming Nonton Drama Korea The King: Eternal Monarch
Bahkan beberapa penonton juga melihat kesamaan antara segel kerajaan untuk Kerajaan Corea versi fiksi dan segel Kerajaan Jepang yang sebenarnya. Masalah ini akhirnya mencuat ke publik dan mencurigai ke arah plagiarisme, mengingat antara Korea dan Jepang memiliki historis yang panjang.
Enggan hal ini bertambah panjang, pihak produsi The King: Eternal Monarch menyampaikan pernyataan maaf resmi pada 20 April lalu, seperti diwartakan laman Soompi, Selasa (21/4/2020).
"Kami dari pihak Hwa & Dam menyampaikan pernyataan maaf terkait masalah kontroversial saat ini.
Pertama kita akan membahas cap kerajaan dari Kerajaan Corea untuk mewakili monarki konstitusional, dimana majelis nasional atau cabang eksekutif berpusat di sekitar keluarga kekaisaran. Kami menciptakan segel Kerajaan Corea dengan desain bunga plum ganda, dimana bunga saling mengait dengan bunga lain. Ini sama sekali tidak terkait dengan segel Kerajaan Jepang.
Kemudian, kami membahas terkait dengan video. Pertama, dalam kasus pagoda kayu, kami menggunakan pagoda kayu lima tingkat yang dipajang di Kompleks Reproduksi Sejarah Baekje sebagai pangkalan. Kami berharap, kami tidak akan menimbulkan kesalahpahaman dengan merancang bangunan kayu fiksi, dengan menciptakan kembali pagoda kayu yang ada dalam catatan sejarah.
Baca Juga: Akhirnya, Drama The King: Eternal Monarch Tayang Perdana Malam Ini
Namun, dalam kasus pagoda kayu 2 lantai, kami menggunakan fitur kuil Buddha Korea dan istana Kerajaan Cina sebagai dasar untuk membuat pagoda kayu fikri dan kami telah memverifikasi, bahwa beberapa fitur kuil Jepang juga duigunakan dalam proses tersebut. Itu jelas kesalahan kami tidak peduli apa alasannya, bagi kami tidak memperhatikan setiap detail dalam proses mendesain Kerajaan Corea fiksi, dan kami dengan tulus meminta maaf.