Suara.com - Umat muslim dari seluruh dunia sebentar lagi akan menunaikan ibadah puasa di bulan Ramadan. Seluruh warga masyarakat tentu sangat antusias untuk menyambut bilan penuh berkah ini.
Tak terkecuali halnya dengan masyarakat Yogyakarta. Di Yogyakarta sendiri terdapat banyak tradisi unik yang dilaksanakan untuk menyambut bulan Ramadan lho.
Lalu ada tradisi apa saja ya, yang diselenggarakan di Yogyakarta menjelang bulan suci Ramadan?
Berikut Suara.com rangkum 4 tradisi menjelang bulan Ramadan di Yogyakarta dari berbagai sumber, Selasa (21/4/2020).
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Anjlok, Pengamat: Turunkan Harga BBM!
1. Padusan
Dalam rangka menyambut bulan Ramadan, warga masyarakat Yogyakarta biasanya sebelum melaksanakan salat tarawih pertama akan melakukan tradisi padusan terlebih dahulu.
Tradisi padusan ini dilakukan dalam rangka membersihkan raga serta jiwa agar saat melaksanakan ibadah di bulan Ramadan, masyarakat telah dalam keadaan suci dan bersih.
Dahulu, tradisi padusan ini dilakukan dengan cara berendam di tempat atau pemandian yang dianggap sakral.
Namun silih berganti tahun, tradisi ini biasanya dapat dilakukan di mana saja, seperti misalnya kolam renang, atau kamar mandi rumah.
Baca Juga: Tegur Warga karena Berkerumun Saat Corona, Pemuda Tewas Dikeroyok
2. Nyadran atau ziarah
Ziarah sebelum bulan suci Ramadan atau biasa disebut nyadran juga telah menjadi tradisi turun temurun warga masyarakat di Yogyakarta.
Nyadran dilakukan dengan cara berziarah ke makan leluhur yang sudah meninggal untuk mendoakan mereka agar dosa-dosanya selama di dunia diampuni.
Saat nyadran, warga masyarakat akan melakukan bersih-bersih makam, kenduri dan tabur bunga bersama saudara atau penduduk sekitar.
3. Apeman
Travelers yang sering main ke Yogyakarta pasti sudah tidak asing lagi bukan, dengan jajanan tradisional bernama apem? Apem sendiri merupakan jajanan yang terbuat dari telur, santan, ragi dan juga tepung beras.
Uniknya lagi, sebelum bulan Ramadan biasanya, Keraton Yogyakarta melaksanakan tradisi apeman ini. Apem yang dibuat biasanya cukup besar yakni diameternya kurang lebih 20 sentimeter.
Setelah matang, nantinya apem yang dibuat oleh wanita di dalam Keraton Yogyakarta ini akan dibagikan kepada adi dalem.
4. Labuhan
Untuk tradisi labuhan ini sendiri juga sangat istimewa, karena hanya boleh dilakukan oleh keluarga Keraton Yogyakarta dan punggawanya, berdasarkan perintah dari Sultan.
Labuhan ini biasanya dilakukan dengan menghanyutkan beberapa helai rambut serta kuku Sultan yang sudah dipotong.
Rambut serta kuku tadi dihanyutkan ke laut lewat Pantai Parangtritis maupun Gunung Merapi. Warga masyarakat sekitar percaya, bahwa tradisi ini akan menghadirkan ketentraman serta kesejahteraan.
Nah, itu dia tadi 4 tradisi sebelum bulan Ramadan yang ada di kota Yogyakarta. Bagaimana dengan Anda, adakah tradisi menarik sebelum bulan Ramadan di tempat kalian tinggal saat ini?