Suara.com - Studi ke Luar Negeri Terhalang Pandemi Covid-19, Bagaimana Solusinya?
Pendidikan merupakan salah satu industri yang terdampak cukup besar akibat pandemi virus corona Covid-19. Banyak murid di seluruh dunia harus belajar dari rumah dan tidak dapat melakukan kegiatan belajar-mengajar dengan guru di sekolah.
"Di luar sana mungkin banyak diangkat dampak pandemi pada pariwisata. Sebenarnya menurut saya dari sisi edukasi itu sama besarnya," kata Lorensia Soegiarto, Head of Student Recruitment Sampoerna University, pada live IG dengan Jouska, Selasa (21/4/2020).
Hal ini disebabkan produk dari edukasi adalah jasa, sesuatu yang tidak terlihat. Akan tetap untuk bisa berhasil menyampaikan produk tersebut ada proses belajar mengajar yang membutuhkan tatap muka.
Baca Juga: Jokowi Larang Warga Mudik Lebaran, PBNU: Silaturahmi Lewat Video Call
"Karena kan edukasi itu bukan cuma ilmu, kalau ilmu aja di internet banyak," lanjut Lorensia.
Tak terkecuali bagi mereka yang sudah berencana untuk melanjutkan studi ke luar negeri. Beberapa bahkan mungkin sudah jauh-jauh hari menyiapkan dana dan mental untuk hal ini.
Sayangnya, pandemi Covid-19 membuat banyak negara tujuan studi menutup pintu gerbang mereka dari luar dan menyulitkan para pelanjut studi untuk masuk.
Lalu bagaimana solusinya? Menurut Lorensia, cara paling cerdas dan paling aman adalah lebih baik mencari yang lokal terlebih dahulu dalam kondisi sekarang.
Mungkin ada yang sudah diterima di luar negeri, namun kita tidak akan pernah tahu negara tersebut akan dibuka atau tidak. Sehingga langkah pertama sebagai solusi yang tepat adalah mencari universitas yang lokal saja.
Baca Juga: Lokasi Tempat Karantina Jamaah Tabligh
"Jauh-jauh ke luar negeri nanti online juga, jadi mendingan lokal dulu," tutur Lorensia.
Beberapa solusi nampak ditawarkan sejumlah universitas, misalnya seperti Sampoerna University yang menawarkan two degree, di mana empat tahun berkuliah lokal di Sampoerna, setelah lulus akan mendapatkan degree dari Sampoerna dan juga University of Arizona, salah satu kampus rekanan Sampoerna.
Ia melihat dari data UNESCO bahwa yang terdampak dari pandemi ada 91 persen dan masih terus bertambah. Itu berarti ada sekitar 1,5 triliun murid di seluruh dunia tidak bisa ke sekolah untuk melakukan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka.
Oleh karena itu, menurut Lorensia bagi yang sudah memiliki rencana studi ke luar negeri untuk tidak patah semangat. "Pasti tetap ada cara untuk mendapatkan degree di luar negeri," pungkasnya.